Parepare (Pendis)-- Ma’had Al-Jamiah IAIN Parepare menggelar penguatan moderasi beragama kepada para mahasiswanya. Acara yang disebut 'Sekolah Moderasi Beragama, ini digelar di masjid kampus Al-Wasilah selama dua pekan, 7-18 Desember 2021.
Kegiatan ini diikuti oleh seluruh mahasantri yang terdaftar pada Ma’hal Al-Jamiah IAIN Parepare tahun 2021 yang berjumlah 200 orang. Rinciannya, 90 orang santri laki-laki dan 110 santri perempuan.
Program ini merupakan bentuk pembinaan dan penguatan paham keagamaan Islam wasatiyah dan rahmatan lil alamin bagi mahasiswa agar memiliki pemahaman agama yang benar.
“Melalui sekolah moderasi ini, peserta akan memperoleh dan mendalami materi-materi ke-Islaman dari tiga aspek, yaitu Nash, Akidah dan Fiqih (syariat),” kata Muh. Taufiq Pabbajah, pengurus Ma’had Al-Jamiah yang ditemui disela-sela kegiatan, Rabu (9/12/2021).
Peserta akan memperoleh pengetahuan bagaimana memahami teks-teks nash, implikasi pemahaman teks terhadap mazhab.
Peserta juga akan memperoleh pengetahuan yang utuh terkait moderasi dari akidah Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan mengenal dan memahami mazhab-mazhab teologi, konsep al- Kasb, Sifatullah, konsep tawassul dan tabbaruk, dll.
Sementara pada aspek Fikih, peserta akan disuguhkan materi tentang interlasi nalar dan wahyu dalam perspektif maqshid al- Syariah. Mereka akan diajak mendalami tentang Maziyyah Mazahib al- Arba’ah, Ushul Fikih, Konstruksi Maqashid al- Syariah, Muamalah Muasarah, Formalisasi Negara Islam, Uqubah Islamiyah dan Fikih Tradisi.
"Materinya cukup lengkat,” kata Taufik, yang juga dosen Bahasa Arab ini.
Sementara itu, Muhammad Majdy Amiruddin selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa yang melatar belakangi Ma’had Jamiah menggelar Sekolah Moderasi Beragama berangkat dari adanya kekhawatiran terhadap penyebaran pemikiran radikal yang berpotensi menyusup dikalangan mahasiswa, termasuk mahasantri Ma’had Al-Jamiah.
“Kehidupan mahasiswa di asrama Ma’had dengan berbagai macam perbedaan latar belakang sangat rawan disusupi pemikiran dan pemahaman radikal. Baik dari kelompok ekstrim berhaluan liberal yang mengabaikan teks (Nash) mau pun dari kelompok ekstrimis agama yang tunduk (kaku) terhadap teks (Nash). Kegiatan ini bertujuan membentengi mahasiswa dari pemikiran radikal seperti itu,” tegasnya
Narasumber yang dihadirkan sebagai pemateri dalam kegiatan ini, lanjut Majdy, didatangkan dari berbagai latar belakang. Ada yang berasal dari akademisi, pesantren dan organisasi Islam. Seperti MUI, ICMI, Muhammadiyah dan NU. Pada malam yang kedua ini, hadir Ketua PC NU Parepare, Dr. Hannani, M.Ag., sebagai pemateri. Malam sebelumnya, diisi oleh Dr. Agus, M.Th.I. dari Pesantren DDI Mangkoso.
Bagikan: