Banda Aceh (Kemenag) - UIN Ar-Raniry Banda Aceh adalah satu diantara Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang pada tahun ini mendapatkan manfaat dana Sukuk Berharga Syariah Negara (SBSN). Bantuan SBSN digunakan membangun gedung perkuliahan Faultas Ekonoomi dan Bisnis (FEBI).
Menteri Agama Lukman Hakim Saifudin meletakan batu pertama tanda dimulainya pembangunan gedung FEBI bersama Sekretaris Daerah Provinsi Aceh Darmawan dan Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi Ibrahim, Rabu (26/04) di Banda Aceh.
Peletakan batu pertama dilaksanakan sesaat Menteri Agama membuka kegiatan Pekan Ilmiah Olahraga Seni dan Riset (PIONIR) VIII 2017. Setelah peletakan batu pertama Menag juga berkesempatan meresmikan Rumah Adat Aceh yang diberikan salah seorang warga kepada UIN Ar-Raniry.
Pada tahun anggaran 2017 UIN Ar-Raniry Aceh mendapatkan bantuan SBSN senilai 23 Milyar. Total anggaran yang diberikan utuk 32 PTKIN senilai Rp. 1.051.670.000.000,- Pada tahun sebelumnya Kementerian Agama telah menggelontorkan anggaran SBSN 895.000.000.000 dan diberikan kepada 25 PTKIN.
Lukman Hakim Saifuddin berharap agar dengan pembangunan gedung FEBI ini akan menambah kemanfaatan UIN Ar-Raniry dalam berkhidmah di masyarakat. "Eksistensi kampus PTKIN akan semakin mantap dengan terpenuhinya beberapa ruang kelas baru sejalan dengan bertambahnya minat masyarakat kuliah di kampus ini," katanya.
Ditambahkan oleh Menteri Agama agar bantuan SBSN harus dikelola dengan manajemen yang bagus, sehingga dapat berjalan dengan baik. Perencanaan yang matang, implementasi yang berkualitas dan laporan yang rapi menjadi sesuatu yang mesti dilakukan kata Lukman Hakim.
Hadir dalam pelatakan batu pertama Sekda Provinsi Aceh Darmawan, Rektor UIN Ar-Raniry Farid Wajdi Ibrahim dan civitas akademikanya, Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Nizar Ali, Kasubdit Sarpras dan Kemahasiswaan Syafriansah, Kasubdit Pengembangan Profesi Guru MA Direktorat GTK Siti Sakdiyah, sejumlah pejabat Ditjen Pendidikan Islam dan mahasiswa UIN.
Dengan dana SBSN Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Ditjen Pendidikan Islam sedikit banyak telah mengafirmasi kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan diantaranya berupa pembangunan ruang kelas, labiratorium, perpustakaan, gedung serbaguna dan sarana lainnya. (RB/dod)
Bagikan: