Makassar (Pendis) - UIN Alauddin Makassar merayakan Dies Natalis ke-58 dengan tema "Bersinergi Memajukan Kampus, Berenergi Menjayakan Bangsa." Agenda ini diwarnai dengan sambutan inspiratif dari Rektor UIN Alauddin Makassar, Hamdan Juhannis, dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramdhani, yang mewakili Menteri Agama.
Dalam sambutannya, Rektor Hamdan Juhannis menekankan pentingnya sinergi dalam menghadapi tantangan kehidupan berkampus dan bernegara. "Bersinergi adalah kunci untuk meraih berbagai prestasi. Sinergisitas pada setiap level kepemimpinan harus dibangun, tanpa egosentrisme dan primordialisme yang bisa menghambat sinergitas," ujar Rektor Juhannis.
Rektor juga mengungkapkan capaian kampus, termasuk hampir setengah dari 66 program studi yang telah memperoleh akreditasi unggul. Guru Besar Sosiologi ini menyampaikan optimisme tinggi bahwa prestasi ini akan terus meningkat dalam beberapa tahun mendatang. Pencapaian tersebut menjadi cermin semangat dan usaha prodi-prodi UIN Alauddin dalam mencapai hasil maksimal.
Pentingnya moderasi beragama juga menjadi sorotan dalam sambutan Rektor. UIN Alauddin telah menjadi pelopor dalam pelatihan moderasi beragama, bahkan menjadi perguruan tinggi pertama yang melakukan kerjasama dengan Pusdiklat Kementerian Agama RI. Upaya ini menunjukkan dukungan kampus terhadap nilai moderasi beragama yang diamanahkan oleh negara.
Muhammad Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, menggambarkan UIN Alauddin sebagai mercusuar yang mampu menerangi dunia pada saat kegelapan. kang Dhani, begitu sapaan akrabnya, memberi apresiasi pada capaian kampus, terutama peningkatan jumlah guru besar dari 30 menjadi 75, sebuah pencapaian luar biasa.
"Dies Natalis adalah forum untuk merenung tentang eksistensi dan keberlanjutan. Kita merayakan capaian-capaian, namun perlu merencanakan masa depan. UIN Alauddin diharapkan hadir berkhidmah bersama dalam memajukan peradaban melalui pendidikan tinggi," kata Dhani.
Dhani juga menyoroti dua aspek penting, yakni aksesibilitas dan relevansi pendidikan. UIN Alauddin diharapkan dapat mengurangi hambatan akses geografis dan ekonomi. Selain itu, penting untuk menjaga relevansi dan daya saing dengan mengajarkan ilmu-ilmu terkini kepada mahasiswa.
Dalam rangka menjadikan UIN Alauddin sebagai universitas kelas dunia, perlu ada niat dan motivasi. Pria asal Garut ini mendorong agar prodi-prodi di UIN Alauddin diakui secara internasional. Tatanan kelola perguruan tinggi yang baik juga menjadi fokus penting dalam meraih standar internasional.
“Dies Natalis ke-58 UIN Alauddin Makassar bukan hanya merayakan masa lalu, tetapi juga menjadi tonggak untuk merancang masa depan yang lebih baik, menjunjung tinggi sinergi, moderasi beragama, aksesibilitas, relevansi, dan kualitas pendidikan,” tutupnya.
Bagikan: