Kudus(Pendis)-IAIN Kudus kembali mengukuhkan guru besar, kali ini Rektor IAIN Kudus Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. mengukuhkan Prof. Dr. Hj. Umma Farida, Lc. M.A. sebagai guru besar kelima sekaligus profesor perempuan pertama di IAIN Kudus. Prosesi pengukuhan yang berlangsung khidmat ini dilaksanakan di aula lantai 4 Gedung Perpustakaan IAIN Kudus pada Jumat(10/02/2023).
Dalam sambutannya Rektor IAIN Kudus menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya atas capaian yang diraih oleh Prof Umma.
“Semoga menjadi barokah dan manfaat bagi Prof. Umma dan keluarga serta seluruh sivitas akademika, dan berharap capaian ini menjadi inspirasi bagi seluruh dosen baik IAIN Kudus, PTKIN maupun PTN seluruh Indonesia” ucapnya.
Prof. Dur menambahkan dengan adanya guru besar ini menjadi rekognisi, kekuatan baru, dan tambahan prestasi baru untuk sivitas akademika IAIN Kudus.
Hadir menyaksikan prosesi pengukuhan, Bupati Kab. Kudus H. M. Hartopo, S.T., M.M., M. H. turut banga atas penambahan guru besar di IAIN Kudus ini. Menurutnya capaian luar biasa ini menjadi salah satu program untuk mendukung transformasi menuju UIN. Dan Pemkab. Kudus selalu mendukung dan mendorong agar transformasi tersebut segera terealisasi.
“ Apalagi dengan dikukuhkan profesor perempuan pertama ini diharapkan kualitas pendidikan lebih baik, terus melakukan transformasi dan tentunya kualitas dari mahasiswa-mahasiswa IAIN Kudus meningkat” .
Hartopo menambahkan pengukuhan guru besar ini menjadi inspirasi bagi seluruh mahasiswa dan masyarakat luas. Dan berharap mampu berkontribusi dalam perkembangan Kab. Kudus dan Bangsa Indonesia pada umumnya.
Pelaksanaan pengukuhan ini didasarkan atas penetapan Prof. Umma sebagai guru besar bidang ilmu hadis yang diserahkan secara simbolis oleh Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qaumas pada Upacara Hari Amal Bhakti (HAB) Kementerian Agama RI ke 77 di Halaman Kementerian Agama (3/1).
Orasi Ilmiah
Dalam kesempatan ini Prof. Umma menyampaikan orasi ilmiah yang berjudul Maqashid Profetik untuk Memahami Hadis Berperspektif Perempuan. Dalam orasi ini istri Rektor IAIN Kudus ini menekankan pentingnya untuk mengungkap maqasid profetik di dalam memahami hadis, yang sangat bermanfaat untuk memahami hadis dengan menggunakan perspektif perempuan.
“ Adapun maqosid profetik itu sendiri adalah tujuan dan hikmah yang diperhatikan oleh Rasulullah Ya beliau sebagai sumber hadits sekaligus sebagai misi pengutusan diri beliau atau risalah yang sebagai rahmatan lil alamin menebar kasih kepada semesta sehingga kemudian bahwa saya yakin bahwa Rasulullah sebagai sumber hadis itu menyampaikan hadis-hadis beliau pasti ada tujuannya dan tujuan itu tidaknya adalah untuk memberikan kasih kepada dua jenis kelamin secara setara yaitu laki-laki” jelasnya.
Lebih lanjut Prof Umma menyampaikan bahwa selama ini banyak juga yang menganggap bahwa hadis-hadis itu terkesan mendiskreditkan perempuan, misalnya ada hadis yang melarang perempuan untuk keluar rumah, padahal menututnya hal ini tidak sesuai dengan misi risalah Rasulullah, misi diutusnya Nabi.
“Makanya kita harus memahami hadis itu tidak boleh secara parsial, tidak boleh secara tekstual, tetapi kita harus lihat tujuannya. Apalagi Rasulullah sebagai sumber hadis yang memang dalam keseharian beliau sangat menghormati dan memuliakan perempua,n maka tidak mungkin apa yang disabdakan kontra diktif dengan apa yang dilakukan” pungkasnya.
Bagikan: