Jakarta (Pendis) - Keinginan Menteri Agama Suryadharma Ali untuk terus memajukan pendidikan Islam semakin terwujud. Setelah pencanangan UIN Malang dan UIN Jakarta sebagai World Class University oleh Menag, Direktorat Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendis langsung meresponnya dengan penyelenggaraan program unggulan 1000 doktor.
Direktur Pendidikan Islam Dede Rosyada mengatakan bahwa program 1000 doktor bertujuan meningkatkan mutu SDM, kapasitas dosen, dan proses pembelajaran di PTAI.
"Program 1.000 doktor ini akan didesain roadmapnya, agar tidak terjadi penumpukan komptensi SDM," tutur Dede Rosyada, Senin (10/03).
"Tahun ini, minimal 200 dosen yang memenuhi syarat, akan dikirim ke berbagai negara untuk belajar dan mengambil S-3," tambahnya.
Selanjutnya Dede Rosyada mengungkapkan "Inginnya, tahun ini, ada 1.000 dosen yang kami kirim. Tapi karena banyak hal, target kami 200 dosen. Program ini bersifat long time, jangka panjang, minimal 5 tahun," ujarnya.
Namun, Dede Rosyada tidak menutup kemungkinan percepatan program. Menurutnya, jika tahun depan ternyata memungkinkan untuk mengirimkan 1.000 dosen, itu akan dilakukan. "Jika bisa langsung memenuhi kuota 1.000, kita sangat senang dan bersyukur," kata Dede Rosyada.
"Semuanya akan kami biayai melalui APBN. Jika belum juga terpenuhi kuotanya, maka bisa kuliah di dalam negeri," tambah Dede.
Selain program 1.000 doktor, lanjut Dede Rosyada, Diktis juga berusaha semaksimal mungkin untuk melibatkan pada dosen PTAI/N dalam forum-forum internasional. "Diktis akan membantu semaksimal mungkin melibatkan ini, kepada para dosen yang mempunyai karya berkualitas untuk dipresentasikan dalam forum-forum internasional," tutur Dede Rosyada.
"Transportasi, penginapan dan lain sebagainya, kami yang memfasilitasi. Dan bagi dosen yang mampu terlibat, akan kami beri penghargaan," tambahnya.
Ke depan, jelas Dede, Direktorat Diktis Ditjen Pendis Kemenag mencanangkan ada "Indonesian Corner" di beberapa perguruan tinggi di luar negeri. Program ini bertujuan memperkenalkan budaya dan keislaman Indonesia di kancah internasional.
"PTAI harus mampu menjadi jendela Islam Indonesia. Artinya, jika ada orang luar ingin mempelajari Islam Indonesia, bisa dengan melihat kiprah dan riset di PTAI," tegas Direktur Diktis
Untuk itu, Dede menyatakan bahwa direktorat yang dipimpinnya siap membantu proses editing, translating, dan pengayaan karya ilmiah terbaik milik dosen PTAI. "Karya tersebut akan kita gandakan dan akan dijadikan bagian dari pustaka Indonesian Corner nanti," pungkas Dede. (ra/berbagai sumber)
Bagikan: