Jombang (Pendis) - Begitulah yang disampaikan Mas Hilmy ---panggilan akrab Dr. Hilmy Muhammadiyah, M.Si--- Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Agama pada saat menyampaikan arahannya di hadapan forum Semiloka Kompetisi dan Kontestasi PTKI Swasta di Indonesia, di Jombang. Menurut Hilmi, bahwa PTKI harus berambisi untuk mengambil peran untuk terwujudnya Indonesia sebagai pusat peradaban dunia dan kiblat kajian keislaman. Hal ini dikarenakan, Indonesia mempunyai "modal" yang cukup untuk terwujudnya cita-cita tersebut.
Mas Hilmy memotivasi para pimpinan PTKI Swasta untuk lebih bertenaga dalam mengembangkan dan meningkatkan perannya dalam mendukung cita-cita mulia ini. Di hadapan lebih dari 40 pimpinan PTKI Swasta, Mas Hilmy juga menginformasikan bahwa Kementerian Agama sangat mensupport sesuai dengan kemampuannya. Beberapa program seperti memberikan akses untuk studi lanjut pada program doktor melalui 5000 Doktor, akses ke dunia melalui aneka program ARFI, POSFI dan sejenisnya, akses penelitian kompetitif dan kolaborasi Internasional, adalah sebagian kecil program-program cerdas yang keseluruhannya diperuntukkan bagi PTKI se-Indonesia.
Sebenarnya, apa yang disampaikan Mas Hilmy mengingatkan kepada pandangan filosof Plato yang dengan pandangan filosofisnya memberikan catatan-catatan indikator Atlantis yang mirip dengan daratan Nusantara. Plato berkisah tentang metafora Atlantis dalam potongan potongan karyanya "Republic": "Di hadapan Selat Mainstay Haigelisi, ada sebuah pulau yang sangat besar, dari sana kalian dapat pergi ke pulau lainnya, di depan pulau-pulau itu adalah seluruhnya daratan yang dikelilingi laut samudera, itu adalah kerajaan Atlantis..." Atlantis kemudian digambarkan dalam berbagai cerita fiksi sebagai sebuah metafora pusat peradaban umat manusia.
Nah, melalui forum Semiloka Kompetisi dan Kontestasi PTKI Swasta di Indonesia dirumuskan langkah-langkah strategis bagi PTKI tentang apa yang akan dilakukannya dalam menghadapi dunia di era serba digital ini. (4n15/ra)
Bagikan: