Pekalongan (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam terus mendorong pelaksanaan pengembangan kemitraan universitas-masyarakat di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI). Sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi, pengabdian kepada masyarakat menjadi salah satu komponen besar dalam pengembangan akademik di perguruan tinggi.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Pekalongan berhasil membangun kesadaran masyarakat akan data asset kekayaan di sekitarnya melalui Sistem Informasi Desa (SID). "Dari SID yang kami terapkan, potensi kekuatan lokal masyarakat dapat terdeteksi, termasuk kemandirian dalam bidang ketahanan pangan dan ekonomi, mulai dari potensi ekonomi kekayaan sumber air dengan kualitas tinggi, kekayaan alam untuk pertanian, keindahan view alam untuk pengembangan wisata, dan lain sebagainya," ungkap Rektor IAIN Pekalongan Ade Dedi Rohayana pada acara FGD Rencana Induk Pengembangan Riset dan Pengabdian di Pekalongan, Rabu (15/03/2017).
Ade Dedi Rohayana mengapresiasi program kemitraan yang dikembangkan Kemenag melalui Direktorat Pendidikan Tinggi Islam. Menurutnya, hal itu terbukti memberi warna baru bagi dosen agama sehingga mereka tidak hanya terkotak dalam bidang keilmuan agama saja. Lebih dari itu, para dosen mampu berkiprah lebih luas dalam kemitraan dengan masyarakat untuk mengembangkan kekuatan potensi alam.
Kasubdit Penelitian, Publikasi Ilmiah dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Muhammad Zain menuturkan bahwa kehidupan universitas tidak bisa dilepaskan dari masyarakat umum. "Kehidupan universitas dan masyarakat merupakan kolaborasi yang menguntungkan. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, kita ingin civitas akademika menjadi agent of change yang mampu mengadvokasi masyarakat," ungkap Muhammad Zain.
Selama ini, menurut M. Zain, posisi dosen berada di puncak menara gading yang jauh dengan masyarakat. "Untuk itu, tradisi akademik yang didesiminasikan dalam program pemberdayaan masyarakat harus mampu menyentuh kondisi sosial masyarakat. Sejauh ini, model yang dikembangkan IAIN Pekalongan telah mampu mewujudkan hal itu," tandasnya.
Muhammad Zain berharap model pemberdayaan masyarakat yang dilakukan IAIN Pekalongan dapat menginspirasi dan ditiru oleh perguruan tinggi lain. Selain itu, menurut Zain, perguruan tinggi yang baik dan maju adalah perguruan tinggi yang melakukan pemberdayaan serta bertanggung jawab pada kondisi sosial masyarakat. "Pembelajaran untuk melayani dibangun dari tradisi universitas yang memiliki tanggung jawab," ungkap Zain.
Hadir dalam kegiatan tersebut, civitas akademika di lingkungan IAIN Pekalongan. Sementara dari Direktorat Pendidikan Tinggi Islam, selain Kasubdit Penelitian Diktis, hadir Kasi Penelitian dan Pengembangan Hak Kekayaan Intelektual Diktis, Anis Masykhur dan Kasi Publikasi Ilmiah Diktis, Mahrus. (wildan/dod)
Bagikan: