Salatiga (Pendis) - Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga resmi menambah jumlah guru besar, dengan dikukuhkannya tiga professor pada Rabu (15/11/2023).
UIN Salatiga saat ini memiliki total dua puluh guru besar di berbagai bidang keilmuan. Ketiga guru besar yang dikukuhkan pada kesempatan tersebut adalah Prof. Dr. Agus Waluyo, M.Ag (Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Syariah), Prof Dr. Anton Bawono, M.Si. (Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Syariah), dan Prof. Dr. Rasimin, M.Pd. (Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial).
Rektor UIN Salatiga, Prof. Zakiyuddin Baidhawy berpesan kepada para guru besar untuk memperhatikan cara mengabdikan ilmu pengetahuan yang dimiliki, "Ilmu pengetahuan dan teknologi yang kita kuasai harus berorientasi pada masyarakat. Karena sejatinya ilmu yang kita miliki harus digunakan untuk masalah kemanusiaan."
Lebih lanjut, dirinya mengimbau para guru besar untuk mengembangkan ilmu pengetahuan bagi kelangsungan kehidupan di bumi dan kesejahteraan umat manusia. "Ilmu pengetahuan harus diabdikan untuk kedamaian dan kolaborasi. Sinergi untuk menciptakan kedamaian harus kita upayakan bersama. Semoga segenap sivitas akademika UIN Salatiga, terutama para guru besarnya dapat mendarmabaktikan ilmu yang dikuasai untuk hal-hal tersebut," pungkasnya.
Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Syariah, Agus Waluyo dalam orasinya yang bertajuk "Ekonomi Syariah Dan Industri Produk Halal Era Society 5.0" menegaskan sebuah masyarakat yang berpusat pada manusia akan menyeimbangkan kemajuan ekonomi dan teknologi.
"Dengan menyelesaikan masalah melalui sistem yang mengintegrasikan dunia nyata dan ruang fisik, "Era society 5.0 menekankan pada penggabungan antara dunia fisik dan dunia digital. Bahkan sesuatu akan lebih mudah dengan dilengkapi artificial intelegent (AI)," terangnya.
Sedangkan Guru Besar Bidang Ilmu Ekonomi Syariah, Anton Bawono dalam orasinya yang berjudul "Determinasi Perilaku Konsumsi Islami Yang Memiliki Variasi Religiosity Dan Ekspektasi" menyebutkan setiap individu selalu memiliki variasi kebutuhan yang beragam.
Sehingga perilaku konsumen merupakan salah satu kajian yang selalu diteliti oleh produsen dan pemerintah. "Hal tersebut bagi produsen dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan siklus bisnisnya. Dan perilaku konsumen akan menentukan tingkat penjualan," ungkapnya.
Kemudian, Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Rasimin dalam orasinya yang bertajuk "Pokoknya Post-humanisme: Menakar Tantangan Dan Peluang Social Sciences" mengeksplorasi era post-humanisme sebagai fase transisi epistem manusia.
Ia menyoroti perubahan hubungan manusia dengan entitas non-manusia, menggunakan humanoid robot Sophia sebagai ilustrasi, "Kita berada di masa yang mengubah pijakan pemikiran manusia secara mendasar. Era post-humanisme membawa perubahan luar biasa dalam masyarakat," lanjutnya.
Pendidikan IPS dengan era post-humanisme perlu adanya adaptasi. Namun tantangannya melibatkan pemahaman mendalam tentang ontologi manusia, pengembangan metode pembelajaran mutakhir, dan penyesuaian terhadap perubahan paradigma sosial dan teknologi.
Bagikan: