Jakarta (Pendis) - Salah satu poros utama di dalam mengawal peradaban bangsa adalah dengan menciptakan lembaga pendidikan yang berkualitas. Proses pendidikan merupakan proses menyiapkan anak-anak bangsa yang berada pada poros kemajuan bukan berada pada sudut-sudut kemajuan bangsa, bukan juga berada pada pojok-pojok perkembangan peradaban, namun mereka adalah pelaksana dari setiap kemajuan bukan sekedar penonton.
Hal demikian disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan pengarahan pada kegiatan Sarasehan Pendidikan Nasional dalam rangka memperingati puncak Harlah Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Ke-70 yang bertemakan "Guru Mulia Membangun Peradaban Dunia".
Dhani mengatakan, tantangan Madrasah kedepan yaitu menyapa dunia kekinian. Menurutnya, Madrasah/sekolah dan Perguruan Tinggi sesungguhnya Tengah kebingungan ketika melakukan sebuah proses pendidikan untuk menyiapkan Anak Bangsa pada poros utama dari pembangunan, “Hal ini disebabkan kita mendidik anak-anak yang 10 tahun ke depan mereka akan memegang profesi yang pada hari ini belum dikenal,” tutur Ramdhani di Jakarta, Kamis (31/03/2022).
“Ibu dan Bapak ke depan akan banyak profesi lahir sama halnya ketika kita mengenal hari ini ada profesi youtuber yang tidak pernah kita kenal sebelumnya,” lanjutnya Guru Besar UIN Lulusan ITB Bandung ini.
Ramdhani menerangkan bahwa anak didik menggunakan perangkat analisis ilmu pengetahuan yang belum terumuskan dengan baik dan mereka akan menggunakan perangkat teknologi yang belum pernah dipakai.
“Maka hal ini bisa kita lampaui ketika membaca masa depan,” terangnya.
Masa depan yang paling masa depan, lanjut Ramdhani adalah kehidupan di akhirat, maka untuk menciptakan will be secara individual maupun sosial dalam konteks kemasyarakatan, guru harus menyiapkan melampaui kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat, “Maka Madrasah mencanangkan diri untuk ilmu-ilmu yang berbasis keagamaan bukan sekedar literasi baca, literasi numerik maupun literasi sosial dan sains tetapi kita menetapkan religius literasi yang menjadi ciri utama,” jelas Ramdhani.
Menurut Ramdhani, manusia yang cerdas adalah manusia yang mampu mendayagunakan otak dan kepalanya serta mengekspresikan kemampuan berpikirnya “Menginjeksikan sesuatu hal yang paling substantif diri manusia yaitu ilmu pengetahuan,” tegasnya.
Kemampuan adaptasi dari seluruh guru menjadi penting dan adaptasi untuk menimba berbagai dinamika kekinian itu meniscayakan agar senantiasa belajar sepanjang Hayat yang menjadi mandatory Rasulullah terhadap setiap individu.
Dhani berharap melalui kekuatan adaptasi yang disertai dengan kekokohan pada ruang keagamaan itu akan menciptakan insan-insan yang paripurna atau dalam bahasa lain Insan Kamil.
“Saya juga berharap melalui eksistensi dari PERGUNU ini segala cita-cita kita untuk menghadirkan mereka anak bangsa yang menjadi pelaku utama dalam sebuah kemajuan peradaban bukan sekedar penonton, dapat diwujudkan dengan baik,” Pungkasnya.
Bagikan: