Bandar Lampung (Pendis) – Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung (RIL) menjadi tuan rumah digelarnya Simposium Nasional Asosiasi Aqidah Filsafat Islam (AAFI) selama tiga hari, 24-26 Oktober 2023 di Hotel Emersia Bandar Lampung.
Acara tersebut mengusung tema Pengembangan Keilmuan dan Kelembagaan Aqidah dan Filsafat Islam di Era Society 5.0. Hadir sebanyak 84 orang para pengelola Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam di tingkat sarjana, magister, dan doktoral di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI).
Direktur Program Pascasarjana UIN Raden Intan Lampung Prof Dr Ruslan Abdul Ghofur SAg MSI mengatakan, menjadi sebuah kebanggan sekaligus tantangan bagi Pascasarjana untuk menerima amanah besar dari AAFI sebagai tuan rumah Simposium Nasional.
“Kegiatan ini merupakan salah satu side event dari berlangsungnya International Conference yang juga akan diselenggarakan oleh Pascasarjana UIN Raden Intan pada 25-28 mendatang,” ujarnya Prof Ruslan dalam sambutannya pada acara pembukaan simposium, Selasa malam (24/10).
Tujuan dari kegiatan Simposium Nasional Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam ini adalah, lanjut Prof Ruslan, yaitu menumbuhkan pemahaman di kalangan sivitas akademika Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam di tingkat sarjana, magister, dan doktoral tentang era Society 5.0 –dan segala implikasi dan dampak yang timbul darinya– yang menjadi arah baru perkembangan peradaban umat manusia dewasa ini.
Prof Ruslan berharap, kegiatan simposium tersebut menghasilkan rekomendasi dari para filsuf yang dibutuhkan untuk generasi di era Society 5.0.
Di tempat yang sama, Ketua Asosiasi Aqidah dan Filsafat Islam Dr Khalid Al Walid MA menyampaikan, hadirnya AAFI menjadi dasar di saat yang lain sibuk dengan hal-hal praktis, maka perlu ada ulul albab yang berpikir secara substansial dan mendasar.
Dia mengungkapkan, meskipun jumlah mahasiswa prodi AFI tidak begitu banyak seperti prodi lain, namun begitulah hakikatnya, bahwa pemikir tidak perlu banyak. “Sedikit itu indah,” imbuhnya.
Selain simposium, kegiatan tersebut juga akan merumuskan kembali kurikulum pada prodi AFI. Dr Khalid berharap, pelajaran filsafat tidak hanya diperkenalkan di tingkat perguruan tinggi saja, namun juga pada tingkat Aliyah atau sederajat.
“Di negara maju, filsafat sudah diperkenalkan di tingkat dasar. Mereka sudah diperkenalkan untuk berpikir kritis. Hal itu merupakan upaya kita untuk menangkal radikalisme dengan diperkenalkannya filsafat untuk berpikir kritis,” tandasnya.
Simposium nasional ini dibuka oleh Walikota Bandar Lampung Hj Eva Dwiana. Bunda Eva, sapaan akrabnya, mengucapkan selamat datang kepada peserta Simposium Nasional dari seluruh penjuru tanah air.
Bahkan Eva berjanji akan memfasilitasi setiap peserta yang ingin tur di seputaran Bandar Lampung dengan meminjamkan beberapa unit bus. “Selamat datang di Kota Tapis Berseri. Jika nanti para peserta ingin menikmati wisata alam di Kota Bandarlampung kami akan fasilitasi,” katanya.
Adapun invited speaker kegiatan Simposium Nasional diantaranya, Dr Rana M Salaymah dari Bolu Abant Izzet Baysal University Turkey, Prof H Afif Anshari MAg Guru Besar Ushuluddin UIN Raden Intan, Prof Samsul Rijal MA Guru Besar Filsafat Islam UIN Ar-Raniry Aceh, dan Dr Imam Iqbal SFIl I MSi.
Bagikan: