Pekalongan (Pendis) - Dua Dosen Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan (UIN Gus Dur) yakni Ningsih Fadhilah yang juga merupakan Kepala Pusat Studi Gender dan Anak bersama Dr. Nanang Hasan Susanto, M.Pd.I, yang menjabat sebagai Kepala Pusat Moderasi Beragama digandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) teliti Inovasi Sosial Kantor Urusan Agama (KUA) dalam Mendukung Pelaksanaan Peraturan Desa Pencegahan Perkawinan Anak.penelitian ini sudah terlaksana pada 8 – 17 Juni 2023.
Nanang, menyebut lokasi penelitian ini disebar di beberapa wilayah yang diprioritaskan ke desa yang telah mempunyai Peraturan Desa tentang Pencegahan Pernikahan Anak. "Saya diberi tugas untuk meneliti Desa Pematung, Kecamatan Sakra Barat Lombok yang telah saya lakukan pengambilan data pada bulan Juni 2023," terang Nanang.
Ningsih Fadhilah meneliti di desa Woro Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Kepala Pusat Studi Gender dan Anak ini menyebut ada 6 tim peneliti diantaranya Kustini, Rita Pranawati, Siti Atieqoh; Rahmat Husein Andri Ansyah,
Ningsih Fadhilah mengatakan, pengambilan data penelitian tersebut melalui wawancara ke KUA, kemenag, pengadilan agama, desa, tokoh agama, tokoh masyarakat dan pelaku perkawinan anak serta salah satu sekolah di SMA Rembang.
Sementara Imam Kanafi, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) menyambut dengan bangga torehan prestasi dua dosen tersebut.
"Bismillahirohmanirohim kolaborasi riset antara 2 dosen UIN Gus Dur dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional merupakan suatu hal yang strategi dalam membangun hubungan kelembagaan dengan BRIN,” ungkapnya.
Imam berharap kedepannya penelitian ini bisa dikembangkan lebih lanjut ke dalam penelitian-penelitian yang lebih sesuai dengan tema-tema yang diusung oleh kampus UIN Gun Dur. “Oleh karena itu penelitian kolaboratif ini diharapkan dapat menginspirasi teman-teman dosen yang lain untuk bersedia melakukan komunikasi antar kelembagaan sehingga pengembangan keilmuan dapat dilaksanakan secara intensif dan bermanfaat lebih masih," jelasnya.
Imam menambahkan penelitian secara kolaborasi ini sudah merupakan suatu keharusan bagi dosen UIN Gus Dur. “Dosen UIN Gus Dur perlu mengembangkan jejaring dengan berbagai lembaga penelitian baik dalam maupun luar negeri dalam rangka meningkatkan produktivitas keilmuan agama Islam yang unggul dalam pengembangan ilmu untuk kemanusiaan,” tandasnya.
Dengan adanya kolaborasi 2 dosen UIN Gus Dur dan para peneliti Badan Riset Inovatif Nasional ini sekaligus sebagai rekognisi kompetensi dosen UIN Gus Dur dalam bidang penelitian sosial humaniora dan keagamaan. Karena itu kualitas penelitian dua dosen ini harus bermutu tinggi sehingga bisa menjadi pintu masuk kolaborasi yang lebih masih lagi.
Bagikan: