Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno
Jakarta (Kemenag) --- Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno, menegaskan pentingnya transparansi dan pendekatan berbasis data dalam pelaksanaan Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) 2025. Dalam Koordinasi Pengembangan Konstruksi dan Framework Satu Data PMB PTKIN pada Sabtu (15/3/2025), ia menyoroti sejumlah poin krusial untuk memastikan seleksi berkualitas.
Dirjen menekankan bahwa pemetaan wilayah calon mahasiswa harus menjadi perhatian utama dalam sistem Satu Data PMB. Selain itu, kategorisasi sekolah asal, baik madrasah maupun pesantren, harus dilakukan secara detail.
"Dengan klasterisasi yang tepat, kita bisa memahami pola pendaftar dan memberikan treatment akademik yang sesuai setelah mahasiswa diterima," ujar Suyitno.
Ia menyoroti perlunya analisis mendalam terhadap butir soal seleksi agar proses penerimaan mahasiswa tetap kredibel dan akurat. “Uji keabsahan soal harus menjadi agenda rutin. Ini penting agar seleksi tetap adil dan tidak menjadi penghambat bagi calon mahasiswa yang berkualitas,” tegasnya.
Literasi Al-Qur’an menjadi aspek fundamental dalam seleksi PMB PTKIN. Dirjen menekankan bahwa sekadar bisa membaca saja tidak cukup. Literasi harus mencakup tiga aspek sekaligus: membaca, menulis, dan memahami. "Kita tidak bisa hanya menguji satu aspek saja, karena pemahaman Al-Qur’an harus utuh sesuai dengan kebutuhan program studi masing-masing," jelasnya.
Dirjen juga menekankan pentingnya rekomendasi berbasis data agar panitia PMB dapat menyesuaikan input mahasiswa dengan treatment akademik yang diperlukan. “Kalau kita tahu dari mana mereka berasal dan bagaimana tingkat literasi mereka, kita bisa menyiapkan program pembinaan akademik yang lebih efektif,” ujarnya.
Untuk meningkatkan daya tarik PTKIN, Dirjen meminta panitia melibatkan berbagai pihak, seperti Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Pesantren, serta tokoh-tokoh pendidikan Islam yang memiliki pengaruh di kalangan santri dan madrasah. "Kehadiran influencer dari kalangan pesantren dan madrasah akan membantu meningkatkan peminat PTKIN dan memperluas jangkauan sosialisasi," tambahnya.
Sebagai penutup, Dirjen menegaskan bahwa PMB PTKIN harus tetap berpegang pada empat prinsip utama, yakni Akses, Mutu, Relevansi, dan Daya Saing. PTKIN harus terus memastikan akses pendidikan berkualitas dengan biaya yang terjangkau. Amien menekankan bahwa berbagai skema bantuan biaya pendidikan telah disiapkan, termasuk Beasiswa Indonesia Bangkit (BIB), BAZNAS, Beasiswa PLN, serta program UKT Rp0 bagi mahasiswa kurang mampu.
“Kita harus menjamin bahwa PTKIN dapat diakses oleh semua kalangan. Jangan sampai ada calon mahasiswa yang tertinggal hanya karena faktor ekonomi,” pesannya.
Ketua Panitia Nasional PMB PTKIN 2025, Masnun Tahir, melaporkan bahwa minat masyarakat terhadap PTKIN semakin meningkat. Tahun ini, jumlah pendaftar Seleksi Prestasi Akademik Nasional (SPAN) PTKIN mencapai 147.889 peserata. “Ini membuktikan bahwa PTKIN semakin menjadi pilihan utama calon mahasiswa. Kami juga menargetkan minimal 100.000 pendaftar melalui Ujian Masuk PTKIN (UM-PTKIN),” kata Masnun.
Untuk mencapai target tersebut, Masnun melaporkan bahwa panitia telah melakukan strategi sosialisasi yang dilakukan lebih masif dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Direktorat KSKK Madrasah, Kanwil Kemenag, serta tokoh pendidikan Islam.
Bagikan: