Depok (Kemenag) — Pondok Pesantren Al-Nahdlah kembali menggelar Haflah At-Takharruj, sebuah momen penuh haru dan kebanggaan bagi para santri yang telah menuntaskan jenjang pendidikan di lingkungan pesantren. Acara yang berlangsung pada Senin pagi (12/5/2025) di Gedung Pemuda Al-Nahdlah ini menjadi ajang wisuda bagi 47 santri—terdiri dari 26 santri Kelas IX MTs (12 putra dan 14 putri) serta 21 santri Kelas XII MA (7 putra dan 14 putri).
Mengusung tema “Santri Berdaya, Umat Berjaya: Dari Pesantren Menuju Perubahan Dunia”, acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Pengasuh Pondok Pesantren Al-Nahdlah Prof. Dr. KH. M. Asrorun Niam Sholeh, Ketua Yayasan eLSAS Foundation KH Abdullah Mas’ud, Kepala Kepengasuhan KH Miftahul Huda, serta jajaran pengurus yayasan, dewan guru, dan wali santri.
Rangkaian acara diawali dengan lantunan shalawat dari tim hadrah Al-Nahdlah, pembacaan ayat suci Al-Qur’an, hingga penampilan seni tari dari para santri.
Dalam sambutannya, KH Abdullah Mas’ud—yang juga menjabat sebagai Ketua PCNU Kota Tangerang Selatan—menyampaikan apresiasi dan harapan mendalam kepada para santri yang diwisuda.
“Saya menyampaikan selamat kepada anak-anak yang telah menyelesaikan masa belajar di pesantren ini. Semoga ilmu yang diperoleh bisa diamalkan dan menjadi bekal hidup yang berkah,” tutur Kyai Mas’ud.
Lebih lanjut, ia menekankan pentingnya menjaga keistiqomahan dalam menjalankan nilai-nilai pesantren setelah lulus. Kebiasaan baik, akhlak, dan karakter yang telah dibentuk selama di pesantren, menurutnya, adalah fondasi yang tak boleh ditinggalkan.
“Teruslah istiqomah dalam mendawamkan nilai-nilai yang telah ditanamkan di pesantren. Jangan pernah lelah menjaga karakter dan rutinitas ibadah yang telah dibiasakan,” pesan beliau.
Tak kalah penting, KH Abdullah Mas’ud juga mengingatkan agar para santri tetap menjaga hubungan spiritual dan emosional dengan pesantren, terutama dengan para guru dan kiai.
“Jagalah silaturrahmi. Halaqah ruhiyah antara murid dengan guru, antara santri dengan kiai, harus terus dirawat. Di situlah letak keberkahan ilmu dan hidup kalian ke depan,” tegasnya.
Haflah At-Takharruj ini tidak hanya menjadi penanda akhir masa belajar formal di pesantren, tetapi juga awal dari perjalanan panjang santri untuk mengimplementasikan ilmu dan nilai-nilai pesantren dalam kehidupan nyata. Sebuah panggilan untuk menjadi insan berdaya demi kejayaan umat.
Bagikan: