Bandung (Pendis)--Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung Prof Dr H Mahmud, M.Si meminta kepada Dekan Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) Dr H Setia Gumilar, M.Si agar llmu Perpustakaan dan Informasi Islam menjadi jurusan yang luar biasa, jangan biasa-biasa saja.
Jurusan llmu Perpustakaan dan Informasi Islam tidak hanya dilandasi semangat untuk sekadar lahir, tetapi harus didukung dengan konsep, manajemen, sumber daya manusia, dan strategi yang mengintegrasikan antara keilmuan dan tantangan yang terjadi di pasar internasional.
Harapan ini disampaikan Prof Mahmud saat membuka Rapat Koordinasi FAH 2023 sekaligus launching jurusan baru “llmu Perpustakaan dan Informasi Islam”, di Auditorium FAH UIN Bandung, Rabu (01/02/2023). Lauching dihadiri oleh para wakil dekan, ketua/sekretaris jurusan, ketua laboratorium, para dosen, tenaga kependidikan, pengurus Dewan Eksekutif Mahasiswa, Senat Mahasiswa, dan Himpunan Mahasiswa Jurusan.
Prof Mahmud meyakini, hadirnya Jurusan llmu Perpustakaan dan Informasi Islam, menjadi pertanda adanya dinamisasi dan kebaruan, sebagai implementasi dari visi unggul dan kompetitif. “Kami juga ingin perpustakaan di FAH berskala internasional dan berbasis IT, jangan konvensional!” tegas Prof Mahmud.
Hal itu,lanjut Prof Mahmud, selaras dengan visi UIN Bandung sekarang yang mengarah kepada rekognisi internasional. Rekognisi merupakan salah satu aspek di dalam pemeringkatan perguruan tinggi. Banyak tolok ukur dalam penilaian rekognisi internasional: terkait tri dharma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian), pengabdian kepada masyarakat), hak cipta buku, hak paten, seminar internasional, publikasi jurnal, lawatan mahasiswa, pertukaran mahasiswa, kerjasama internasional, dan lain-lain.
“Alhamdulillah, UIN Bandung menurut versi Webometrics, tetap menduduki peringkat satu antar-PTKIN dalam hal kinerja dan dampak publikasi. Ini adalah hasil kerja semua unit, terimakasih!” ujar Rektor.
Dari Tatar Sunda untuk Dunia
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FAH Dr Setia Gumilar melaporkan sejumlah kegiatan tahun 2022. Dalam implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), lebih dari 200 mahasiswa melakukan magang. “Itu hasil tindak lanjut MoA dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) dan lembaga pemerintahan/swasta,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Dekan, mahasiswa FAH melakukan student Exchange di perguruan tinggi lain. Lalu ada empat mahasiswa sedang melakukan persiapan MBKM di Jerman dan Turki (Hasil kerjasama dengan Global Catalyst)
Selain itu, mahasiswa FAH melakukan pendampingan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Dalam konteks Lecturer Exchange (Pertukaran Dosen), beberapa dosen difasilitasi untuk menjadi narasumber atau memberi kuliah umum, baik melalui kelas formal maupun melalui asosiasi.
Terkait rekognisi internasional, setelah menembus reputasi nasional (Semua Prodi terakreditasi A BAN-PT), FAH terus mengepakkan sayap di kawasan ASEAN. Salah satu ikhtiarnya mengedepankan Jurusan Sastra Inggris mengikuti asesmen AUN-QA (Asean University Network-Quality Assurance), pada Oktober 2022.
Dijelaskan juga, semua jurnal di FAH sedang menaikkan peringkat akreditasi SINTA, dan beberapa dosen mendapatkan sertifikasi internasional. Tentang pengabdian kepada masyarakat, Jurusan SI mempunyai Desa Binaan di Cilengkrang yang sudah dibina selama 5 tahun.
“Dalam hal pengembangan kelembagaan, setelah terbit izin operasional, kita sedang berbenah prodi baru Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam,” jelasnya.
FAH juga berupaya menambah jumlah sarana prasarana, seperti multimedia room, working room, laboratorium seni dan musik, reading room, podcast, dan lain-lain.
Dekan Setia terus menggerakan berbagai potensi dalam upaya internasionalisasi, melalui rekognisi kelembagaan, sumber daya manusia, dan Output/outcomes dari proses Tridarma PT. Tidak lupa, memaksimalkan perkembangan IT untuk publikasi, promosi, dan sharing karya ilmiah dan karya kreatif dari sivitas akademika FAH UIN Bandung.[nanang sungkawa]
Tags:
uinBagikan: