Batusangkar (Pendis) - Rektor UIN Mahmud Yunus Batusangkar yang diwakili oleh Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Dr. Sirajul Munir, M.Pd hadir di tengah-tengah ribuan guru yang tergabung dalam Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kab. Tanah Datar, Ahad/14/05/23. (Auditorium kampus II)
Wakil Rektor III UIN MY Bausangkar hadir sebagai narasumber Seminar Nasional dan sekaligus Penandatangan MoU, dalam Orasi Ilmiah dan Dialog Interaktif Juga Hadir Prof. Dr. Unifah Rosyidin, M.Pd Ketua Umum PB PGRI.
Dr. Sirajul Munir, menyampaikan bahwa penyelenggaraan pendidikan di era revolusi industri (four piont zero) 4.0 atau era digitalisasi mememerlukan manajemen yang tepat.
Sebab, guru dan tenaga kependikan (Tendik) dipaksa untuk mampu bersikap adaptif dalam menghadapi perubahan tersebut melalui inovasi – inovasi kreatif dalam menyusun rancangan program pembelajaran.
“Sekarang ini, semua aktivitas pada sektor kehidupan ketergantungan dengan akses internet, termasuk aktivitas pendidikan. Otomatis kita harus mampu memanfaatkannya dengan baik,” ujar Sirajul Munir saat menjadi pemateri pada kegiatan seminar nasional PGRI Kabupaten Tanah Datar.
Menurut Sirajul Munir, untuk menghadapi itu, ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dalam proses manajemen pendidikan di era revolusi industri 4.0 meliputi:
Pertama, penyiapan sumber daya manusia atau siswa yang handal di bidang teknologi melalui pelatihan secara continiu.
Kedua, perancangan kurikulum berbasis kebutuhan pasar dengan mengedepankan soft skill, transversal skill, karakter, dan spritual, sehingga meningkatkan mutu lulusan yang memiliki daya saing.
Ketiga, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan yang dilakukan melalui analisis kebutuhan, artinya memastikan tersedianya akses internet yang kuat dan fasilitas pendukung penyelenggaraan pendidikan.
Keempat, menghadirkan sistem pembelajaran inovatif berbasis digital untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif dan terampil, terutama terutama dalam apek data literacy, technological literacy, dan human literacy.
“Metode pembelajaran yang digunakan harus terfokus pada siswa (student oriented) dan gaya belajar siswa (learning style). Sehingga dapat memompa daya imajinasi siswa untuk berfikir kritis dan kreatif,” jelasnya.
Kelima, penguatan kemitraan dengan konsep kolaborasi kerjasama sinergitas pemerintah, lembaga pendidikan dan industri
“Dimana pemerintah sebagai pembuat kebijakan, lembaga pendidikan sebagai pusat pengembangan penelitian dan industri sebagai penyedia kebutuhan layanan masyarakat,” terangnya.
Oleh karena itu, kata Sirajul Munir, digitalisasi dalam dunia pendidikan tidak bisa ditolak, guru dan tendik harus mampu beradaptasi dengan baik.
“Teknologi tidak akan menggantikan guru yang hebat. Tetapi teknologi ditangan guru yang hebat akan menjadi transfromasional (dikutip dari George Couros),”tutupnya.(doni)
Bagikan: