Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Arskal Salim GP
Bogor (Pendis)-- Di tengah arus perubahan global yang begitu cepat, peran Perguruan Tinggi tidak lagi cukup hanya sebagai lembaga penghasil lulusan. Perguruan tinggi kini dituntut untuk menjadi lokomotif perubahan, pusat keunggulan (center of excellence), dan episentrum inovasi yang mampu merespons tantangan zaman serta menjawab kebutuhan masyarakat. Hal ini disampaikan Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kementerian Agama Arskal Salim GP saat memberikan orasi ilmiah dalam acara Wisuda ke-XIV Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Nurul Iman Bogor, Kamis (24/4/2025).
“Transformasi ini bukan sekadar tuntutan, melainkan keharusan. Perguruan tinggi harus berani meninggalkan pola lama yang kaku dan tertutup, menuju sistem pendidikan yang adaptif, kolaboratif, dan visioner,” ucap Arskal.
Menurutnya, menjadi pusat keunggulan berarti menjadikan kampus sebagai tempat lahirnya pemikiran-pemikiran besar, teknologi inovatif, dan solusi konkret bagi problematika bangsa. Sementara menjadi pusat inovasi mengharuskan perguruan tinggi membuka diri terhadap perubahan, mengembangkan budaya riset yang dinamis, serta mencetak lulusan yang tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap menciptakan lapangan kerja.
Transformasi ini membutuhkan keberanian untuk berbeda, membangun identitas keunggulan yang khas sesuai kekuatan dan visi institusi, meliputi pengembangan perguruan tinggi sebagai produsen IPTEK-Inovasi dan pusat keunggulan (center of excellence) yang mencakup penguatan fokus bidang ilmu sesuai potensi daerah setempat dan peningkatan kerja sama konsorsium riset antar perguruan tinggi maupun dengan lembaga penelitian di dalam dan luar negeri.
Selanjutnya, Arskal mengatakan bahwa inovasi dapat dilakukan dengan pengembangan kerja sama perguruan tinggi dengan dunia industri atau lembaga mitra yang relevan untuk pengembangan keprofesian bagi mahasiswa, dosen, serta tenaga kependidikan juga melalui peningkatan kualitas dan pemanfaatan penelitian dengan meningkatkan interaksi perguruan tinggi dan dunia industri/lembaga mitra yang relevan.
Arskal menambahkan bahwa hal lain yang juga dapat dilakukan untuk peningkatan kualitas lulusan perguruan tinggi melalui pengembangan kurikulum program studi yang adaptif dan desain pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dunia industri/lembaga mitra, pembangunan daerah, pendidikan keprofesian, percepatan masa tunggu bekerja, dan pelatihan kewirausahaan untuk mendorong tumbuhnya wirausahawan muda,ungkap Arskal.
“Pengembangan pendidikan dan pembelajaran di perguruan tinggi dapat melalui pengembangan dana abadi (endowment fund) di perguruan tinggi yang bersumber dari dana masyarakat, termasuk sektor swasta dan filantropi,” tambahnya.
Dikatakan Arskal, perwujudan diferensiasi misi dengan mendorong fokus keunggulan distingtif perguruan tinggi dalam mengemban tridharma perguruan tinggi, yakni sebagai research university, teaching university, atau vocational university. Dengan langkah nyata, maka cita-cita menjadikan perguruan tinggi sebagai penggerak utama peradaban bukanlah angan-angan, tetapi sebuah keniscayaan yang sedang dibangun bersama, sudah saatnya kampus tidak hanya menjadi menara gading, tetapi rumah inovasi. Tempat bertemunya ilmu, iman, dan aksi yang menyalakan obor kemajuan bagi umat, bangsa, dan dunia, tandasnya.
Tags:
kampusBagikan: