Kudus (Pendis)- Pesatnya perkembangan teknologi informasi (TI) berdampak dalam berbagai aspek kehidupan. Dunia bagai dilipat. Benturan ideologi dan budaya tak bisa dielakkan. Untuk menjawab berbagai tantangan inilah UPT Perpustakaan IAIN Kudus bekerjasama dengan Forum Perpustakaan Perguruan Tinggi Indonesia (FPPTI) Jawa Tengah menggelar Workshop Penyusunan Kurikulum Literasi Informasi di Perguruan Tinggi dengan menghadirkan para pustakawan berprestasi dan praktisi kepustakaan. Hadir dalam pembukaan Workshop ini Warek II, Dr. Ahmad Supriyadi, M.Hum mewakili Rektor IAIN Kudus, juga Warek III, Dr. H. Kisbiyanto, M.Pd. menyambut puluhan rektor dari sejumlah perguruan tinggi se Jawa Tengah yang menandatangani Konsorsium E-Journal, kolaborasi langganan e-journal untuk bisa akses bersama.
Dalam sambutan pengantar Nur Said, Kepala UPT Perpustakaan IAIN Kudus sebagai penyelenggara acara ini mengingatkan di era postmodern ini cara pandang baru perlu dikedepankan yakni dahulukan kolaborasi di atas kompetisi termasuk dalam gerakan literasi informasi. “Keberhasilan Walisongo dalam menyampaikan Islam yang santun juga tidak lepas dari semangat kolaborasi yang disebut dengan dewan wali sembilan yang kemudian dikenal dengan Walisongo”, kata Said yang memang concern dalam cultural studies.
Sementara Dr Wiji Suwarno, Kepala FPPTI Jawa Tengah dalam sambutannya menyampaikan terima kasih atas kerjasama yang baik dengan Perpustakaan IAIN Kudus. Dikatakan bahwa acara Workshop Kurikulum Literasi Informasi yang digabung dengan Rakerwil FPPTI Jawa Tengah ini menjadi ajang refleksi dan menyusun strategi literasi program-program FPTTI di Jawa Tengah agar saling menginspirasi dan saling memberdayakan pustakawan agar maju bersama.
Tak kurang dari 100 peserta dan puluhan rektor dari perguruan tinggi di Jawa Tengah ikut hadir di Aula Lt-4 Perpustakaan IAIN Kudus, 30-31 Agustus 2022 tersebut. Sebagai Keynote Speaker adalah Rektor IAIN Kudus yang diwakili oleh Warek II, Dr. Ahmad Supriyadi, M.Hum. Dalam paparannya Warek II mengingatkan bahwa melalui gerakan literasi inilah para cendekia dan ulama diangkat derajatnya menjadi lebih mulia. Maka IAIN Kudus akan selalu mendukung program-program gerakan literasi terutama dalam meneguhkan IAIN Kudus sebagai kampus Rahmatan lil’alamin sebagai manifestasi Islam toleran Sunan Kudus. Warek II juga menyambut dengan hangat atas terbangunnya kolaborasi dalam konsorsium e-journal. “Di era digital memang semua pihak termasuk gerakan literasi harus meresponnya dengan sigap. Acara workshop ini merupakan langkah awal yang baik dalam adaptasi literasi di era yang serba internet” kata Warek II IAIN Kudus yang kemudian dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi secara simbolik.
Workshop ini menyedot banyak peserta termasuk dari sejumlah dosen IAIN Kudus, ratusan peserta pustakawan di berbagai perguruan tinggi di Jawa Tengah dan beberapa orang dari luar Jawa. Hadir dalam acara tersebut tiga narasumber pustakawan berprestasi dan pelaku best practices di kampusnya masing-masing. Mereka antara lain Suwondo yang telah melakukan inovasi digital di Perpustakaan Universitas Diponegoro Semarang menjadi lebih menarik bagaikan swalayan digital, lalu Arda Putri Winata, pustakawan berprestasi nasional dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Ari Zuntriana, pustakawan yang sudah melalang buana dari beberapa negara dari UIN Maliki Malang. Ketiga narasumber memaparkan secara sistematis dari teori dan konsep kurikulum literasi informasi di perguruan tinggi hingga peserta mendapatkan semacam template modul kurikulum yang bisa dikembangkan untuk perguruan tingginya masing-masing.
Acara diakhiri dengan cultural journey di Museum Gusjigang untuk observasi literasi budaya kretek, jenang hingga warisan budaya toleransi Sunan Kudus. Alhamdulillah peserta antusias bahagia dan membahagiakan.
Bagikan: