Jakarta (Kemenag) — Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Gerakan STEM Indonesia Cerdas, sebuah inisiatif kolaboratif lintas kementerian dan sektor untuk memperkuat pendidikan sains, teknologi, teknik, dan matematika (STEM) secara menyeluruh dan berkelanjutan. Peluncuran ini digelar di Kantor Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta, Selasa (28/5/2025), dengan menggandeng Riady Foundation sebagai mitra utama.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mukti, dalam sambutannya menekankan pentingnya membangun kesadaran STEM sejak usia dini dengan pendekatan yang sederhana, menyenangkan, dan terjangkau. Menurutnya, selama ini teknologi kerap diasosiasikan sebagai sesuatu yang rumit dan mahal. Melalui gerakan ini, mitos-mitos tersebut ingin dilawan bersama.
“Kami ingin membuktikan bahwa teknologi bisa dikenalkan kepada anak-anak dengan cara yang mudah dan menyenangkan. Tujuannya bukan sekadar mencintai, tapi juga menguasai teknologi sebagai bekal pengembangan diri dan kontribusi nyata bagi bangsa,” ujar Abdul Mukti.
Ia juga menegaskan bahwa penguasaan teknologi perlu dibarengi dengan keadaban dan nilai-nilai budaya serta spiritual yang kuat. “Kemajuan bangsa tidak hanya ditentukan oleh kekayaan alam, tetapi oleh kekuatan sumber daya manusia yang menguasai teknologi dan memiliki integritas moral,” tegasnya.
Direktur Eksekutif Riady Foundation, Stephanie Riady, menyampaikan bahwa Gerakan STEM Indonesia Cerdas merupakan bentuk nyata dari komitmen jangka panjang untuk menciptakan sistem pembelajaran inovatif dan berbasis teknologi. Ia menggarisbawahi bahwa rendahnya skor literasi sains Indonesia dalam PISA 2020—peringkat 71 dari 80 negara—menjadi panggilan untuk bertindak.
“Gerakan ini hadir menjawab tantangan nyata dalam pendidikan STEM, terutama di daerah tertinggal dan madrasah. Fokus kami adalah meningkatkan kualitas pembelajaran, memberdayakan guru, membuka akses ke sumber belajar digital, dan membangun ekosistem STEM nasional,” kata Stephanie.
Sebanyak 20 sekolah dan 20 madrasah dipilih sebagai pionir dalam gerakan ini, yang ke depan akan diperluas cakupannya secara bertahap. Menurutnya, STEM bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang pemahaman kontekstual yang menyentuh kehidupan nyata siswa.
Mewakili Menteri Agama, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Prof. M. Arskal Salim GP, menyatakan dukungan penuh terhadap gerakan ini. Kementerian Agama, ujarnya, telah menyiapkan tiga program utama dalam mendukung STEM di lingkungan madrasah:
1. Penguatan literasi dan numerasi siswa,
2. Pengembangan laboratorium sains di sejumlah madrasah,
3. Penguatan kapasitas guru STEM melalui pelatihan dan kolaborasi.
“Kami berharap melalui program ini, madrasah dapat mencetak lulusan-lulusan unggul, bahkan hingga ke panggung Nobel di masa mendatang,” ucap Arskal optimis.
Selain Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah serta Kementerian Agama, gerakan ini juga didukung oleh Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi; Kementerian Komunikasi dan Digital; serta Kementerian Kebudayaan. Masing-masing kementerian memberikan kontribusi strategis mulai dari penguatan kurikulum, infrastruktur digital, hingga pelestarian nilai-nilai budaya lokal dalam pendekatan STEM.
Gerakan ini diharapkan menjadi titik awal terbentuknya jaringan pembelajaran nasional yang inklusif dan kolaboratif. Dengan semangat “sains tidak harus rumit, teknologi tidak harus mahal, dan matematika tidak harus menakutkan”, Gerakan STEM Indonesia Cerdas menjadi tonggak penting dalam menyiapkan generasi Indonesia yang lebih cakap, cerdas, dan siap bersaing di era digital.
Bagikan: