Dirjen Pendidikan Islam Amien Suyitno menyematkan tanda kelulusan secar simbolis pada siswa MAN IC Palu, Kamis (8/5/2025)
Palu (Pendis) Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Amien Suyitno menyerukan pentingnya transformasi kurikulum madrasah ke arah yang lebih holistik dan kontekstual, yaitu dengan mengintegrasikan nilai-nilai cinta dan kepedulian terhadap lingkungan ke dalam sistem pembelajaran. Hal ini disampakan pada acara Wisuda dan Penamatan Siswa Kelas XII dalam rangkaian kegiatan bertajuk “Graduation 2025: Embracing New Beginnings – A Journey from Classroom to Life” di MAN Insan Cendikia Palu, Kamis (08/05/2025)
“Kita harus memiliki konsep pendidikan berbasis cinta, bukan sekadar akademik. Cinta kepada sesama, cinta kepada alam, dan cinta kepada Tuhan adalah fondasi karakter yang kuat dan akan melahirkan generasi cinta sesama dan peduli bumi” ujar Amien Suyitno dalam pidatonya.
Menurutnya bahwa krisis lingkungan global saat ini harus dijawab melalui dunia pendidikan, bukan hanya lewat kebijakan teknokratis. “Madrasah sebagai institusi pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam membentuk karakter generasi yang tidak hanya cerdas secara akademik, tapi juga memiliki kasih sayang kepada sesama makhluk hidup dan peduli terhadap bumi sebagai amanah Tuhan,” ungkapnya.
Ia menjelaskan, kurikulum yang berbasis cinta (mahabbah) dan kepedulian terhadap lingkungan (rahmah lil ‘alamin) sejatinya bersumber dari nilai-nilai ajaran Islam itu sendiri. Konsep tersebut perlu diterjemahkan dalam pendekatan pembelajaran kontekstual, proyek-proyek berbasis lingkungan, serta praktik hidup berkelanjutan di lingkungan madrasah.
“Pendidikan Islam sejatinya berangkat dari nilai ketauhidan, dan dari situ lahir kesadaran bahwa manusia adalah khalifah di bumi. Maka tanggung jawab menjaga keseimbangan alam adalah manifestasi iman dan takwa,” terang Amien.
Sebagai langkah konkret, Dirjen Pendis mendorong madrasah untuk merancang kurikulum tematik berbasis lingkungan yang tidak hanya dimuat dalam pelajaran sains atau biologi, tetapi juga dalam pelajaran agama, bahasa, hingga kegiatan ekstrakurikuler. Ia juga mengusulkan adanya pelatihan guru terkait ekopedagogi Islam, pengembangan buku ajar tematik lingkungan hidup, serta penguatan budaya madrasah hijau.
Suyitno juga menyinggung tantangan era digital dan perlunya membangun generasi “B2O” – yakni generasi yang berjiwa besar dan berbasis pada nilai-nilai keimanan serta cinta kebenaran. Ia mengatakan pentingnya keseimbangan spiritual dan teknologi dalam menghadapi tantangan zaman digital, tuturnya.
Plt. Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Sulawesi Tengah, H. Muchlis mengapresiasi kehadiran Dirjen Pendis yang menjadi kebanggaan bagi madrasah serta warga Palu.
“Pak Dirjen adalah panutan kami. Banyak gagasannya yang inspiratif dan telah diwujudkan melalui berbagai program,” tutur Muchlis.
Lebih lanjut Muchlis mengatakan konsep pendidikan berbasis cinta dan peduli lingkungan menjadi inisiatif dalam pengembangan pendidikan agama dan keagamaan yang bertujuan menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa sejak usia dini, ujarnya.
Sementara itu, Kepala MAN IC Kota Palu, Mardiati dalam laporannya menyampaikan sejumlah pencapaian luar biasa madrasah yang ia pimpin. Ia menyebutkan bahwa tahun ini seluruh siswa kelas XII lulus 100 persen, dengan rincian 51 siswa putra dan 54 siswa putri, total 105 siswa.
“Alhamdulillah, para siswa kami tidak hanya lulus 100 persen, tetapi banyak dari mereka juga telah diterima di perguruan tinggi ternama di Indonesia. Beberapa di antaranya juga telah menghafal Al-Qur’an beberapa juz,” terang Mardiati.
Turut hadir pada acara wisuda ini, Wakil Wali Kota Palu, Kepala Kemenag Kota Palu, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kemenag Sulteng, Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama para kepala madrasah se-Kota Palu, pengawas, serta orang tua siswa dan para wisudawan.
Tags:
Madrasah,MAN ICBagikan: