Pati (Pendis)--Lingkungan yang bersih dan sehat tentunya menjadi dambaan institusi pendidikan kapanpun dan dimanapun. Lingkungan sekolah yang bersih dan sehat juga mencerminkan keberadaan warga sekolah mulai dari siswa , guru, staf, karyawan, unsur pimpinan sekolah bahkan sampai orang tua siswa.
MAN Pati dinobatkan menjadi Madrasah Adiwiyata Nasional. Penghargaan diserahkan langsung oleh Pejabat (Pj) Bupati Pati, Henggar Budi dengan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Pati menyerahkan piagam penghargaan Sekolah Adiwiyata dan Kampung Anggoro di Pendopo Kabupaten Pati, demikian disampaikan Kamad MAN 1 Pati, Amiruddin Aziz(14/03/2023).
Menurut Henggar Budi,”Penghargaan yang diberikan ini sebagai wujud apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pati, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Pati, Pemerintah Kabupaten Pati,”ucapnya.
Penghargaan Sekolah Adiwiyata dan Kampung Iklim bukanlah tujuan akhir, namun merupakan cerminan komitmen dan kepedulian terhadap pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, ujar Henggar.
Amiruddin mengatakan bahwa untuk meraih penghargaan adiwiyata ini membutuhkan proses yang panjang karena harus melibatkan dukungan semua pihak. Madrasah sukses untuk memperoleh adiwiyata nasional. Ini adalah keterlibatan seluruh stakeholder dan semua pihak, baik dari komite, bapak ibu guru, para siswa dan juga didukung oleh wali murid,” ucapnya.
Upaya MAN 1 Pati untuk mendapatkan penghargaan ini dengan mengedepankan aspek pembiasaan dan peduli dengan lingkungan. Ini merupakan salah satu tuntutan untuk meningkatkan kesadaran yang tinggi.
“Jadi bagaimana kita peduli dengan lingkungan, aspek-aspek lingkungan itu perlu adanya proses karena heterogenitas yang ada. Contoh siswa-siswi itu macem-macem, ada yang biasa dengan kondisi bersih, ada yang terbiasa tidak bersih untuk aspek kebersihan, ada mereka yang kondisi peduli lingkungan dan ada yang tidak. Ini yang perlu sosialisasi sehingga pembiasaan itu memang saya akui sangat berat sekali,”. jelasnya.
Lebih lanjut, Amiruddin menambahkan dalam mempertahankan madrasah adiwiyata ini perlu upaya untuk implementasi dan sosialisasi terus menerus seiring pergantian peserta didik baru.
Penilaian Calon Sekolah Adiwiyata Mandiri dan Nasional Tahun 2022 diikuti 789 sekolah dari 27 provinsi. Setelah dilakukan seleksi administrasi, penilaian dokumen dan verifikasi lapangan secara sampling, ditetapkan Sekolah Adiwiyata Mandiri sebanyak 94 sekolah dari 17 provinsi dan Sekolah Adiwiyata Nasional sebanyak 305 sekolah dari 24 provinsi.
Tags:
madrasahBagikan: