Bandung (Kemenag) — Sebuah babak baru dalam dunia pendidikan madrasah resmi dimulai. Kementerian Agama RI, melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, menggagas terobosan Kurikulum Berbasis Cinta (KBC) sebagai pendekatan holistik dalam membentuk karakter peserta didik. Mengusung semangat kasih dan empati sejak dini, KBC mendorong satuan pendidikan untuk menanamkan nilai cinta kepada Tuhan, sesama manusia, lingkungan, dan bangsa.
Sebagai pelaksana awal, Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah menunjuk 12 Madrasah Aliyah (MA) di seluruh Indonesia melalui Surat Tugas Nomor 79/Dt.I.I/042025. Untuk wilayah Jawa Barat, amanah strategis ini diberikan kepada MAN 2 Kota Bandung (MANDABA).
Wakil Kepala Madrasah Bidang Kurikulum, Kokom Komariah, menyambut penunjukan ini dengan penuh antusias. “Ini tantangan besar sekaligus kehormatan bagi seluruh sivitas MANDABA. Kami langsung melakukan koordinasi intensif dengan berbagai pemangku kepentingan. Mohon doa agar implementasi Kurikulum Cinta ini berjalan lancar dan membawa manfaat luas,” ungkapnya pada Senin (5/5/2025).
Senada dengan itu, Kepala MANDABA, Awaludin Hamzah, menyatakan bahwa penunjukan ini merupakan bukti kepercayaan atas rekam jejak positif madrasah yang dipimpinnya. “Kemungkinan besar kami dipilih karena telah meraih predikat Madrasah Ramah Anak (MRA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI pada akhir 2024, serta sederet prestasi nasional dan internasional lainnya,” terangnya.
“Bismillah, kami siap mengemban amanah ini. Seluruh keluarga besar MANDABA merasa bangga menjadi madrasah pertama di Jawa Barat yang menerapkan Kurikulum Berbasis Cinta. Kami ingin menjadi pelopor, bukan hanya pelaksana,” tambah Awaludin, penuh semangat.
Dukungan juga datang dari Komite Madrasah, yang menegaskan kesiapannya untuk menjadi mitra strategis dalam implementasi KBC. Ketua Komite, Mas’an Hardana, bersama Sekretaris Dadang Husen Sobana dan Pengawas Tajul Arifin, mengapresiasi kepercayaan ini sebagai langkah penting menuju transformasi pendidikan madrasah.
“Komite akan mendukung penuh pelaksanaan program ini. Kami juga akan menyampaikan kabar baik ini kepada para orang tua siswa agar mereka terlibat aktif, khususnya dalam memberikan doa dan dukungan moral,” ujar Mas’an.
Sementara itu, Prof. Tajul Arifin, yang juga Guru Besar Pascasarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung, menegaskan bahwa penerapan KBC adalah bentuk nyata kepercayaan terhadap MANDABA. “Ini pengakuan atas kiprah dan integritas madrasah. Kami optimistis MAN 2 Kota Bandung mampu menjadi pelopor KBC yang aman, tertib, dan berdampak positif,” tegasnya.
Kurikulum Berbasis Cinta tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tapi juga memanusiakan manusia. Dengan menekankan nilai-nilai spiritual, sosial, dan lingkungan, program ini diharapkan melahirkan generasi berakhlak mulia, berjiwa toleran, dan berwawasan kebangsaan.
Langkah awal yang diambil oleh MANDABA bukan hanya menjadi tonggak sejarah, tetapi juga pembuka jalan bagi madrasah-madrasah lain untuk turut serta dalam membangun pendidikan yang menyentuh hati dan merawat peradaban.
“Cinta adalah inti dari pendidikan. Di MANDABA, cinta kami hadirkan bukan hanya dalam teori, tapi dalam praktik sehari-hari,” — sebuah komitmen yang kini digaungkan dan menjadi inspirasi.
Bagikan: