Jembrana (Pendis) – Tim Riset Hipotesa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Jembrana kembali meraih prestasi berupa medali emas skala Internasional ajang riset internasional bertajuk Youth International Science Fair (YISF). Kompetisi ini digelar secara online pada tanggal 8 hingga 12 Maret 2023 oleh Indonesian Young Scientist Association (IYSA).
Tim yang terdiri dari Muhammad Ziyad Wafi Sidqi, Mohammad Hafidz Arifbillah, Adinda Keisha Salsabila Hidayat, dan Ghefira Amelia Aundra ini berkompetisi dengan 488 tim dari 30 negara dari seluruh belahan dunia.
Topik penelitian yang diambil oleh Tim Riset hipotesa MAN 1 Jembrana dianggap sangat unik oleh dewan juri. Di bawah naungan tim pembimbing riset MAN 1 Jembrana keempat siswa tersebut berhasil menciptakan sebuah formula untuk mengendalikan telur keong mas yang selama ini dianggap sebagai hama oleh petani.
Kepala MAN 1 Jembrana, Agus Subagya mengucap bangga atas raihan emas yang ditorehkan oleh siswa-siswinya. Ia mengatakan hipotesa merupakan salah satu wadah di dalam Program Unggulan Prestisius Mansaja yang terus mendongkrak prestasi MAN 1 Jembrana. Inovasi dan kreatifitas para pembina dan siswa-siswi mampu mengharumkan nama MAN 1 Jembrana.
Medali emas intenasional yang ke sekian kalinya ini bagi Agus sebagai tolok ukur bahwa MAN 1 Jembrana menjadi salah satu madrasah dengan klasterisasi unggul. Agus berharap prestasi ini dapat diikuti oleh seluruh subprogram yang ada pada Prestisius Mansaja.
Tentunya, kata Agus, melalui peraihan medali emas pada ajang YISF ini menjadi tolok ukur bahwa MAN 1 Jembrana layak diperhitungkan sebagai madrasah unggulan. Harapannya, prestasi besar tidak hanya terlahir dari Hipotesa tetapi juga terlahir dari subprogram Prestisius Mansaja lainnya.
"Saya selaku pimpinan juga mengucapkan terima kasih kepada Tim Pembina Hipotesa Ibu Lilik Muntamah, M.Si. dan Bapak Khairul Yazid, S.Pd. atas kerja kerasnya sehingga mampu mengantarkan siswa-siswi ke puncak prestasi,” ujar Agus di Jembrana, Senin (13/03/2023).
Muhammad Ziyad Wafi Sidqi selaku ketua tim peneliti muda tersebut menjelaskan ide penelitian diperoleh saat mereka melakukan observasi ke sawah di sekitar madrasah. Hasil observasi yang dilakukan ditemukan fakta bahwa petani mengeluh padi mereka rusak karena hama keong mas. Atas dasar itu, keempat siswa kreatif tersebut membuat membuat formula pengendali hama telur keong mas sejak dini menggunakan daun tanaman mangrove.
“Alhamdulillah puji syukur kepada Allah atas kesempatan prestasi yang kami raih. Perjuangan turun ke lumpur sawah saat melaksanakan penelitian terbayar dengan torehan prestasi untuk MAN 1 Jembrana," ungkap Ziyad.
Ide penelitian ini mereka peroleh setelah didampingi pembina melakukan observasi ke sawah di sekitar madrasah. mereka melakukan audiensi kepada para petani terkait tantangan yang dihadapi saat menanam padi, salah satunya adalah hama keong mas. Atas dasar tersebut, Tim Riset Hipotesa MAN 1 Jembrana didampingi pembina membuat biopestisida ramah lingkungan dari daun mangrove.
"Mengingat madrasah kami dekat dengan hutan mangrove yang daunnya tidak termanfaatkan secara maksimal,” jelas Ziyad didampingi ketiga rekannya.
Ziyad dan rekannya juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada tim pembina riset MAN 1 Jembrana, orang tua, kepala madrasah, dan seluruh civitas akademika MAN 1 Jembrana. Bagi mereka prestasi ini tidak dapat diraih tanpa dukungan dan doa dari semua pihak.
Bagikan: