Semarang (Kemenag) – Upaya Pondok Pesantren dalam mendukung ketahanan pangan nasional kembali mendapat apresiasi dari pemerintah daerah. Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba'alawi, yang terletak di Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang, kini tengah memantapkan diri menjadi pusat kejuruan pertanian sekaligus laboratorium pendidikan berbasis ekologi berkelanjutan.
Pelaksana Harian (Plh) Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, menyampaikan hal tersebut dalam kegiatan Silaturahmi Ulama dan Umara yang digelar pada Ahad, 8 Juni 2025, di lingkungan pesantren tersebut. Dalam keterangannya, Iswar menyebut inisiatif pesantren ini sebagai langkah strategis yang patut didukung, mengingat pentingnya penguatan ketahanan pangan melalui pelibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk institusi keagamaan.
"Sudah saatnya pondok pesantren tidak hanya bicara tentang ilmu agama dan relasi sosial, tapi juga mulai menaruh perhatian pada isu-isu besar seperti lingkungan hidup, ekologi, dan ketahanan pangan," tegas Iswar, dikutip dari TribunJateng.com, Senin (9/6/2025).
Lebih lanjut, Iswar menekankan bahwa ketahanan pangan bukan hanya soal produksi, tetapi terkait erat dengan kelestarian lingkungan dan keberlanjutan sumber daya alam. Untuk itu, pemerintah mendorong diversifikasi pangan lokal serta pemanfaatan lahan secara optimal agar kemandirian pangan dapat tercapai tanpa bergantung pada impor.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Pertanian menyediakan fasilitas Urban Farming Corner yang akan dijadikan sebagai tempat pelatihan bagi sekitar 400 santri Pondok Pesantren Sunan Gunung Jati Ba’alawi. Program ini dirancang untuk memperkenalkan sistem manajemen pertanian modern kepada para santri sekaligus menjembatani kolaborasi antara pesantren dan petani lokal dalam bentuk pemagangan.
“Program pemagangan ini sangat penting dalam membentuk SDM pertanian masa depan yang unggul, kompeten, dan berdaya saing. Ini juga menjadi bagian dari sistem pertanian cerdas yang mengintegrasikan pertanian, teknologi, dan kesadaran lingkungan,” ungkapnya.
Upaya ini sejalan dengan visi Kementerian Agama RI dalam menjadikan pesantren sebagai pusat pemberdayaan masyarakat, tidak hanya dalam hal spiritual dan moral, tetapi juga ekonomi dan ekologi. Pesantren ditantang untuk terus berinovasi dan membuka diri terhadap transformasi zaman, termasuk dalam bidang pertanian yang adaptif terhadap tantangan perubahan iklim dan krisis pangan global.
Bagikan: