Dirjen Pendis saat memberikan arahan pada kegiatan sarasehan bersama

Dirjen Pendis saat memberikan arahan pada kegiatan sarasehan bersama

Sukabumi (Pendis) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdani menerangkan tiga pilar utama seorang guru  sebagai insan paripurna yakni Iman, Islam dan Ihsan.
 
Demikian disampaikan Dirjen saat memberikan pengarahan pada kegiatan Sarasehan bersama dengan tema “Menuju Madrasah Digital Go Metaverse”.

“Seorang guru harus memiliki ruang keimanan yang kuat, memiliki kepercayaan terhadap sesuatu yang memang semestinya dipercaya,” ujar Ramdani di Sukabumi, Jum’at (03/06/2022).

“Maka, nilai-nilai ketuhanan harus terus dipegang dalam setiap penyampaian kepada anak didiknya,” lanjutnya.

Ramdani menyebutkan, pilar kedua merupakan Islam yang terangkum dalam sebuah rukun, yang dinamakan rukun Islam. “Seorang guru harus membawa nilai-nilai keislaman yang diekspresikan dengan perilaku sehari-hari,” tuturnya.

Sedangkan pilar ketiga, lanjut Ramdani, adalah ihsan yang secara terminologi dapat disimpulkan sebagai perilaku yang apabila engkau melakukan sesuatu serasa engkau melihat tuhan, dan apabila kamu tidak tidak bisa menghadirkan  tuhan maka yakinlah bahwa tuhan melihatmu.

Ramdani mengatakan, madrasah saat ini sedang mengalami dinamika yang sangat luar biasa. Maka, perlu adanya suatu kebersamaan dalam menghadapi segala tantangan zaman.

“Antar madrasah, tidak boleh bersaing atau berkompetisi terlalu ketat, karena musuh sesungguhnya yang kita hadapi adalah kebodohan,” tegasnya.

Pesan Ramdani, madrasah harus bergandeng tangan, bahu membahu saling menularkan kelebihan masing-masing dengan tujuan mau bersama dan sukses bersama.

“Karena hanya melalui kebersamaan kita bisa mengahadapi tantangan,” pesannya.

Diakhir arahannya, Ramdani menegaskan bahwa berhentinya proses belajar bagi seorang guru sesungguhnya adalah kematian yang hakiki bagi guru tersebut. Guru adalah orang yang mengajarkan siswa-siswa untuk terus mengenal perkembangan zaman, untuk mengenal teknologi-teknologi yang belum ada sebelumnya. Maka guru harus terus aktif mengikuti perkembangan zaman, jangan sampai berhenti dan lelah pada arus zaman yang terus mengajaknya berlari.

“Namun, proses adaptasi dan dinamika apapun yang terjadi harus terus dibingkai dengan akhlakul karimah,” pungkasnya.


Tags: # madrasah