Peluncuran Aplikasi IZOP Pendirian Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah

Peluncuran Aplikasi IZOP Pendirian Pendidikan Madrasah Diniyah Takmiliyah

Surabaya (Pendis) - Kementerian Agama telah meluncurkan aplikasi Izin Operasional (IZOP) Pendirian Madrasah Diniyah Takmiliyah (MDT) yang dapat dilakukan secara online (22/10/2023). Program ini menjadi salah satu bagian dari transformasi digital yang menjadi salah satu program prioritas Kementerian Agama.

Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani saat meluncurkan IZOP Pendirian MDT memberikan apresiasi dan selamat atas inovasi yang telah dilakukan Subdirektorat Pendidikan MDT Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren).

Ramdhani secara tegas mengimbau aplikasi IZOP MDT harus terintegrasi dengan pusaka. Pengembang diharapkan menyiapkan aplikasi tersebut sehingga dapat diimplementasikan melalui berbagai device dan sistem, baik sistem yang berbasis OS, Android dan lain sebagainya.

Ramdhani menyebut Pendidikan MDT pada dasarnya adalah suplemen atau makanan tambahan yang harus diatur sedemikian rupa. Menurutnya, diibaratkan makanan, jika vitamin terlalu banyak akan menyebabkan overdosis jika terlalu sedikit bisa kekurangan gizi, begitu pula  pendidikan. 

"Kita harus bisa menata dan mengatur tidak sekedar pada hal-hal yang sifatnya operasional tetapi juga substantif," ujar Ramdhani di Surabaya pada Ahad, (22/10/2023) sore.

Menurut Ramdhani, lembaga-lembaga seperti MDT tidak mudah mengatur kurikulumnya, tetapi jangan kemudian mencoba menengahkan sesuatu hal yang belum saatnya disampaikan pada santri-santri tertentu.

"Materi di setiap tingkatan-tingkatan baik Ula Wustho Ulya dan Jam'iyah itu juga perlu dipetakan sedemikian rupa sehingga kesinambungannya kuat," imbaunya.

Secara prinsip, kata Ramdhani, suplemen itu perlu diatur dan ditata sedemikian rupa proses penyelenggaraan dan kemudahan operasionalnya. Tetapi tidak melupakan substansinya. Menurutnya, tantangan yang sebetulnya adalah ketika lembaga formal tidak melakukan langkah-langkah yang kontra produktif dengan apa yang telah dilakukan.

"MDT akan sulit tumbuh dan berkembang jika objek dan subjek pembelajarnya itu waktunya terikat. Jadi ada isu yang lebih besar daripada sekedar IZOP ini," ujarnya.
Dengan adanya IZOP Pendirian MDT ini, diharapkan mampu menghidupi lembaga yang sangat bergantung dengan siswa yang saat ini sudah mencapai angka lima juta lembaga.

"Tapi lepas dari persoalan apapun, saya ingin memberikan apresiasi yang luar biasa atas kerja keras yang telah dilakukan," kata Ramdhani.

"Mudah-mudahan dapat memberikan manfaat bagi kita semua sehingga penyelenggaraan IZOP MDT ini dapat bergerak sesuai dengan keinginan kita bersama, dapat menghasilkan sesuatu hal yang bermanfaat dan bermakna bagi penyelenggaraan pendidikan keagamaan di Republik ini," harap Dirjen di akhir arahannya.

Pada kesempatan yang sama, Plt. Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghofur juga menyampaikan apresiasi atas peluncuran aplikasi ini. Sebelumnya beliau menyampaikan bahwa izin operasional pendirian MDT ini perizinannya dilakukan secara manual dan tidak terintegrasi.  

"Ini inovasi yang patut kita apresiasi," tutur Waryono.

​​​​​​​

Dengan adanya sistem yang terintegrasi ini, kata Waryono, akan memudahkan Kementerian Agama dalam validasi data Pendidikan MDT. Selain itu, data yang ada tentunya akan mempermudah penyaluran bantuan-bantuan untuk lembaga.