Konferensi Internasional UIN Alauddin Makassar Hadirkan Pembicara Kunci Dari Berbagai Negara

Konferensi Internasional UIN Alauddin Makassar Hadirkan Pembicara Kunci Dari Berbagai Negara

Makassar (Pendis)-- Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar kembali mengadakan Internasional Conference on Social and Islamic Studies (ICSIS -2023). Acara ini kali ketiga digelar secara daring.

Kegiatan ini dibuka langsung Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis. Kali ini ICSIS-2023 mengusung tema Ethics, Values, Law and Legal System in Contemporary Society.

Acara ini menghadirkan tiga narasumber utama yakni, Prof. Mun’im Sirry dari University of Natre Dame, USA yang memberikan materi yang berjudul “Benih-benih Moderasi Beragama”. 

Lalu ada Prof. Shahid Bashir dari Business School, Technological de Monterrey, Mexico, yang menyampaikan materi berjudul ‘Junction of Social Studies and Islamic Studies’. 

Kedua pembicara utama ini berada pada sesi yang sama yang dipandu oleh Dr. Nasrum selaku moderator. 

Pembicara utama lainnya ialah Prof. Najma Moosa dari University the Western Cape, Afrika Selatan. Prof. Najma ini juga sebagai pembicara pada kegiatan ICSIS tahun 2022 lalu yang menyampaikan materi tentang Syekh Yusuf, namun kali ini ia berbicara tentang sebuah fatwa ulama di Afrika Selatan terkait dengan mahar pernikaha di sana.

Pada sesi pembukaan, Prof Hamdan Juhannis mengatakan, pelaksanaan konferensi internasional merupakan kegiatan yang harus dipertahankan dan konsisten dilaksanakan setiap tahun, "This’s gonna be the annual conference of UIN Alauddin Makassar," katanya.

“Bersyukur karena ini bisa rutin dilakukan. Dan apa yang dibicarakan tidak hanya Islamic Studies tapi ada pembahasan sosial dan humanity juga,” tambah Prof Hamdan Juhannis saat membuka ICSIS 2023 via Zoom, Rabu (31/5/2023).

Sebagai Rektor, Dia berharap hasil dari konferensi bisa dipublikasi di jurnal terakreditasi atau prosiding internasional, bahkan bisa terindeks internasional seperti scopus.

Guru Besar Sosiologi Pendidikan itu menyebutkan banyak gagasan baru dan inovatif yang muncul setiap diadakan konferensi.

Untuk itu, kata Penulis Buku Melawan Takdir ini, meminta agar hasil dari konferensi ini bisa diakses banyak orang dan semua akademisi dan orang orang yang butuh referensi.

“Yang paling penting, apa yang kita diskusikan dan dipresentasikan itu bisa dipublikasikan dan juga bisa tersebar luas pesan-pesan akademiknya,” tambah Hamdan.

Senada dengan itu, Wakil Rektor Bidang Akademik UIN Alauddin Makassar, Prof Mardan, yang juga sekaligus ketua panitia ICSIS-2023 mengatakan bahwa konferensi ini memberikan kesempatan bagi para delegasi untuk bertukar ide dan pengalaman baru secara langsung di ruang virtual.

"Tujuan ICSIS 2023 adalah mempertemukan akademisi, pemangku kepentingan, dan industri untuk fokus pada tema utama yakni Etika, Nilai, Hukum dan Sistem Hukum dalam Masyarakat Kontemporer," jelasnya.

Selain itu, kata dia melalui temu ilmiah seperti ini dapat membangun hubungan bisnis atau penelitian dan untuk menemukan mitra global untuk kolaborasi di masa depan.

Menurut Prof Mardan, masyarakat di seluruh dunia terus berkembang, yang membuat etika, nilai, peran hukum dan sistem hukum, dan kontribusi agama menjadi lebih mendesak dari sebelumnya

"Tema ini sangat berarti, karena situasi dunia saat ini, pandemi, perang, inflasi, telah membuat kita memikirkan kembali tujuan menjadi umat manusia," paparnya.

Mantan Dekan Fakultas Adab dan Humaniora itu menuturkan, dalam masyarakat kontemporer, isu-isu ini berada di garis depan dari banyak perdebatan dan diskusi terpenting yang dimiliki tentang bagaimana menciptakan dunia yang lebih adil dan merata. 

"Dari persoalan hak individu hingga peran pemerintah dalam mengatur bisnis dan melindungi lingkungan, persinggungan antara etika, nilai, hukum, dan sistem hukum merupakan bidang yang kompleks dan multifaset yang menyentuh setiap aspek kehidupan modern," pungkasnya.

Sementara itu, Taufiq Mathar, selalu perwakilan panitia ICSIS-2023 mengatakan, ICSIS selalu mengundang penulis-penulis (call for paper) dari mana saja untuk mendiskusikan tulisannya pada ruang temu ilmiah ini. 

“Alhamdulillah, semenjak bulan lalu kita call for paper, ada sebanyak 117 penulis yang mengirimkan abstraknya ke kami. Mereka semua pada umumnya dari akademisi dan peneliti dari berbagai institusi di Indonesia. Ada juga yang berasal dari Pakistan”, katanya.

Menurut dia, artikel yang ikut pada konferensi Internasional kali ini akan diterbitkan di prosiding nasional dan juga jurnal terakreditasi SINTA yang ada di UIN Alauddin Makassar, yang memang sebelumnya telah kami komunikasikan dengan pengelola jurnalnya.


Tags: # uin