Rektor UIN Ar-Raniry Mujiburrahman menyerahkan Cindramata kepada Ketua PBNU Prof Moh Mukri pada Seminar Nasional 1 Abad Nahdlatul Ulama tahun 2023

Rektor UIN Ar-Raniry Mujiburrahman menyerahkan Cindramata kepada Ketua PBNU Prof Moh Mukri pada Seminar Nasional 1 Abad Nahdlatul Ulama tahun 2023

Banda Aceh (Pendis)--Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Aceh menggelar Seminar Nasional bertajuk "Merawat Raga memperkuat Bangsa Untuk Peradaban Dunia" kegiatan tersebut berlangsung dalam rangka memperingati 1 Abad NU, berlangsung di Auditorium Prof Ali Hasjmy Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh, Senin (30/1/2023).

Ketua Panitia, Iskandar Zulkarnaen, PhD menyampaikan bahwa seminar tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan peringatan Harlah Satu Abad Nahdlatul Ulama tahun 2023. Seminar Nasional ini menghadirkan empat narsumber, Ketua PBNU Prof Dr H Moh Mukri, MAg, Ketua PWNU Aceh Tgk H Faisal Ali, Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman, MAg dan Kapolda Aceh Irjen Pol. Drs. Ahmad Haydar, SH MM yang diwakili Kasubdit Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda Aceh, AKBP Ruslan Syafei, SAg.

Ketua PBNU Prof Moh Mukri dalam paparannya mengungkapkan, Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan (Jami'yah diniyah Ijtima'iyah) selalu mereformasi diri sesuai dengan perkembangan zaman.

“Alhamdulilah NU sudah berumur satu abad, ini merupakan perjuangan kita semua dari pendahulu, kiayi kita untuk menegakkan Ahlusunnah di Indonesia. Namun tetap dalam kerangka Ahlusunnah Wal Jamaah (Aswaja) sebagai nilai dan ajaran pokok dalam pergerakkannya, NU mengunakan Trilogi Ukhwah: Ukhwah Islamiyah, Wathaniyah, Basyariah,” ungkapnya.

Rektor UIN Ar-Raniry Prof Dr Mujiburrahman menyampaikan materi tentang Transformasi Nahdlatul Ulama Pasca Satu Abad Dalam Pencerahan Peradaban Bangsa dan Dunia. Nahlatul Ulama memiliki peran penting dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, NU merupakan organisasi yang sangat disegani oleh para penjajah.

“Nahdlatul Ulama juga merupakan telah merubah peradaban dunia yang berkembang sangat pesat, perkembangan NU tidak hanya di seluruh Indonesia akan tetapi juga berkembang di seluruh dunia selama satu abad ini,” ucap Mujiburrahman.

Prof Mujib juga memaparkan fase perkembangan NU pasca satu abad, yaitu NU memiliki kekuatan besar dalam transformasi pendidikan tinggi di Indonesia, kedua NU memberi pencerahan peradaban dalam pernik perpolitikan  di Indonesia dan menjadi mitra strategis pemerintah dalam pembangunan bangsa dan Negara.

Selanjutnya, poin ketiga disampaikan Rektor UIN Ar-Raniry bahwa pasca satu abad ini dapat membangun kemandirian NU di Indonesia dan luar negeri, serta bagaimana dapat meningkatkan peran NU di dunia global dalam mengisi peradaban dunia.

Sementara itu, Ketua PWNU Aceh Tgk Faisal Ali menyampaikan, Nahdlatul Ulama juga memiliki peran yang sangat besar terhadap Aceh, NU Aceh juga mencoba meluruskan dalam kontek kerukunan dan kebudayaan yang ada di Aceh.

“Untuk membangun kebersamaan di seluruh Aceh bukan perkara yang mudah, Aceh yang memiliki budaya yang berbeda, bahasa yang berbeda akan tetapi kita satukan dalam kultur Nahdlatul Ulama berjamiah,” ujarnya.

Lem Faisal menyebutkan, Nahdlatul Ulama tidak hanya menjaga kerukunan sesama muslim akan tetapi juga menjaga kerukunan dengan nonmuslim yang tinggal di Aceh dalam menjaga toleransi yang baik.

Kasubdit Bhabinkamtibmas Ditbinmas Polda Aceh, AKBP Ruslan Syafei mengatakan, Kapolda Aceh Juga membangun kemitraan (Partnership Building) dengan Tokoh ulama dan tokoh masyarakat untuk keamanan kita bersama.

“Kapolda Aceh juga memiliki program unggulan yaitu Program Polisi saweu sikula (Polisi kunjungi sekolah), Polmas dan Ketokohan Tokoh/Pimpinan/Masyarakat,Tribrata dan perilaku Islami sebagai budaya polisi Aceh, Polisi saweu kedeu kupi (Polisi kunjungi kedai kupi),” pungkas Ruslan.