Jakarta (Pendis) --- Sejak pandemi melanda Indonesia pada 2020, masyarakat dihadapkan dengan berbagai pola aktivitas baru dengan memanfaatkan teknologi digital. Tidak terkecuali proses belajar mengajar, pemanfaatan dan konsumsi internet semakin meningkat, guna menunjang pendidikan dikala pandemi.
Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah Muhammad Zain, menyampaikan bahwa pandemi Covid 19 yang melanda dunia saat ini telah mengguncang tatanan pendidikan. "Sekarang, dampak yang dirasakan paling nyata, dalam hal pendidikan adalah learning loss," ungkap Zain, di Jakarta, Sabtu (29/05).
Menurut Zain, Learning Loss merupakan suatu keadaan peserta didik malas belajar dan cenderung melupakan sekolahnya. Meskipun sudah diberlakukan kurikulum darurat dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui daring. "Hal ini mengakibatkan aktivitas pendidikan pada semua level hampir-hampir terhenti. Setidaknya mengalami stagnasi," tegasnya.
Agar PJJ lebih optimal, perlu adanya dukungan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Agama. Salah satunya dengan memberikan bantuan kouta atau paket internet bagi guru madrasah, sehingga membantu dalam memberikan pembalajaran kepada peserta didik secara efektif.
Zain menambahkan dengan bantuan kouta ini guru madrasah selain bisa memanfaatkannya untuk pembelajaran, juga dapat dimanfaatkan dalam pembuatan konten-konten pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Sehingga materi pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik tidak monoton yang bisa berakibat pada kejenuhan.
Bantuan kuota internet ini telah beberapa kali dicairkan selama masa pandemi. Untuk guru paket data atau kouta yang diterima adalah 12 GB yang dikirimkan langsung ke ponsel masing-masing. (Raji/Yuyun)
Bagikan: