Jakarta (Pendis) - Guru yang berhenti belajar pada hakikatnya ia mengalami kematian sejati sebelum kematian hakiki. Begitukah pesan Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Muhammad Ali Ramdhani pada saat memberikan materi sekaligus arahan di hadapan 436 peserta Pelatihan Fasilitator Daerah PKB Guru di Jakarta (26/10/2023).
Rangkaian kata-kata sederhana keluar dari orasinya dimaksudkan untuk memotivasi para pejuang pendidikan Islam se Indonesia. Ali Ramdhani juga mengingatkan bahwa dalam rangka adaptasi para guru dengan perkembangan terkini, para fasilitator daerah yang sebagian besar adalah guru ini untuk memperkuat semangat dirinya sebagai pembelajar.
"Menjadi terpelajar adalah masa lalu, dan hanya menjadi pembelajar yang akan menguasai masa depan," tuturnya.
Jika guru tidak mengupdate ilmu pengetahuannya, kata Ramdhani maka ia akan tertinggal. "Lebih ekstremnya, bisa jadi juga akan ditinggal muridnya," tegas Ramdhani.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya bahwa Kemenag merekrut 800 orang sebagai fasilitator tambahan untuk membantu pelaksanaan program PKB Guru di level kelompok kerja.
Dalam laporan akhir kegiatan, Anis Masykhur, Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK yang juga Wakil PMU Komponen 3 menyatakan bahwa fasilitator baru ini diseleksi dari berbagai kalangan akademisi; guru, pengawas, Kepala madrasah dan dosen. Menurutnya, lebih dari 3000 pendaftar untuk fasilitator daerah ini, namun hanya 800 yang terseleksi dan memenuhi syarat.
"Hingga saat ini, Kemenag telah memiliki hampir 13.000 kelompok kerja yang telah mendapatkan dana stimulan sejak tahun 2021-2023," lapor Anis.
Menurutnya, hingga saat ini jumlah fasilitatornya hanya ada di kisaran 5000an, sehingga tidak semua kelompok kerja terlayani oleh fasilitator yang terlatih. "Kita semua berharap, ketercukupan fasilitator tersebut akan mampu menggerakkan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru madrasah." pungkasnya.
Bagikan: