Jakarta (Kemenag) — Dunia kerja kini menuntut lulusan perguruan tinggi yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga terampil, adaptif, dan siap terjun langsung ke medan profesional. Menyadari tantangan ini, Kementerian Agama Republik Indonesia meluncurkan Program PRIMA Magang PTKI (Professional Readiness through Internship and Mentorship for Academics), sebagai bagian dari strategi nasional penguatan sumber daya manusia di sektor pendidikan keagamaan Islam.
Diluncurkan secara resmi pada Jumat (20/6/2025), program ini digagas Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk menjawab ketimpangan antara kompetensi lulusan PTKI dengan kebutuhan dunia kerja.
Menteri Agama, Nasaruddin Umar, dalam sambutannya menyampaikan bahwa program PRIMA Magang merupakan bagian dari upaya sistemik Kemenag untuk menyongsong ASTA CITA dan ASTA PROTAS, dua kerangka arah pembangunan nasional dan prioritas Kemenag 2025–2029.
“PRIMA bukan hanya soal magang, tapi juga ruang transformasi. Kita ingin lulusan PTKI tidak sekadar mencari kerja, tapi menjadi pencipta nilai dan agen perubahan,” tegas Menag.
Transformasi pendidikan tinggi keagamaan kini tidak bisa lagi bersifat pasif atau administratif. Ia harus hadir sebagai motor kemajuan bangsa, dengan lulusan yang bukan hanya religius dan cerdas, tapi juga tangguh dan profesional. PRIMA Magang PTKI adalah langkah menuju ke sana — dari ruang kuliah ke lapangan pengabdian, dari teori ke praktik nyata.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Amien Suyitno menyebut PRIMA adalah jembatan antara kampus dan industri. "Kami tidak ingin mahasiswa hanya lulus dengan ijazah, tapi tanpa bekal keterampilan nyata dan mentalitas kerja,” tegas Amien,
Program ini dirancang dalam tiga tahap strategis. Pertama, Pre-Internship & Bootcamp, yang fokus pada pelatihan etos kerja, literasi digital, penggunaan kecerdasan buatan (AI) dalam dunia bisnis, dan pemetaan potensi diri melalui psikotes. Kedua, magang langsung di mitra industri, baik umum maupun berbasis proyek, dengan durasi antara 2 hingga 10 bulan. Ketiga, mentorship & monitoring, yang menghadirkan kolaborasi antara praktisi industri dan dosen, serta evaluasi berbasis sistem digital secara transparan dan real-time.
Sejauh ini, program PRIMA telah membangun ekosistem yang luas dan menjanjikan. Hingga pertengahan Juni 2025, lebih dari 70 perusahaan bergabung sebagai mitra, membuka 1.615 posisi magang di 26 provinsi dan 328 kabupaten/kota. Lebih dari 160 PTKI juga telah terdaftar, dan lebih dari 350 mahasiswa aktif mendaftarkan diri melalui platform digital PRIMA. Target ambisius pun disiapkan: 15.000 mahasiswa, 300 mitra industri, dan 600 PTKI pada tahun 2029.
Program ini tidak berjalan sendiri. Kemenag turut memperkuatnya melalui pengembangan Career Development Center (CDC) di kampus, integrasi data akademik melalui SIAKAD, serta skema dukungan pendanaan mobilitas mahasiswa. Menurut Amien, langkah-langkah ini krusial agar lulusan PTKI mampu bersaing di tengah arus globalisasi ekonomi dan teknologi.
Bagikan: