Yogyakarta (Pendis) - Kementerian Agama memberikan penguatan kepada para pustakawan di madrasah-madrasah unggulan atau program nasional yakni program diversifikasi madrasah unggul atau keanekaragaman madrasah unggul. Pustakawan tersebut berasal dari Madrasah Aliyah Negeri Insan Cendekia (MAN IC) dan Madrasah Aliyah Negeri Program Keagamaan (MAN PK).
Kepala Subdirektorat Kurikulum Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Suwardi mengungkapkan emporium madrasah yang unggul di bidang sains dan teknologi adalah MAN IC.
"Sehingga program nasional itu sangat penting dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan Madrasah," ungkap Suwardi di Yogyakarta pada Rabu (13/09/2023) malam saat menyampaikan arahan pada kegiatan Pendampingan Program Kegiatan PKB Guru dan Tendik Madrasah Angkatan 21-Penguatan Pustakawan Madrasah Digital dalam Mendukung Pokja Guru.
Saat ini, kata Suwardi, MAN PK masih tergabung dengan madrasah reguler, kedepannya akan ada pemisahan sehingga fokus kurikulum MAN PK menggunakan kurikulum mandiri karena harus berbeda dengan madrasah reguler.
Pengembangan pendidikan vokasi pada madrasah kurang lebih ada 341 MA plus ketrampilan. Madrasah tersebut dan madrasah-madrasah penyelenggara riset juga termasuk program diversifikasi madrasah.
"Madrasah penyelenggara riset dibangun dalam rangka menanamkan pembiasaan peserta didik kegiatan pembelajaran untuk melatih anak berfikir secara sistematis, berfikir secara kritis, komunikatif dan sekaligus bertanggungjawab," terang Suwardi.
Tentunya, lanjut Suwardi, pemerintah dalam hal ini Kementerian Agama melakukan program-program tersebut dalam rangka memberi pilihan pada masyarakat dan memberikan kesempatan seluas-luasnya untuk mengembangkan potensi peserta didik yang sangat beragam dan bervariasi.
"Salah satu kunci utama keberhasilan madrasah ada pada jantung madrasah yakni perpustakaan," ujar Suwardi.
Konsep pengembangan perpustakaan kedepannya, sambungnya, bukan dari fisiknya tetapi isinya bukan perpustakaan manual lagi yang dikembangkan tetapi perpustakaan digital, karena pembelajaran yang di tuangkan kedepan adalah pembelajaran digital.
"Oleh karena kepala perpustakaan di semua Madrasah unggulan nasional tentu harus berfikir mengembangkan diri bagaimana transformasi layanan digital madrasah agar semua dapat memberikan layanan secara cepat dan akurat," imbaunya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kentor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta, Abdul Su’ud menyebut bahwa MAN IC sudah menjadi icon-nya madrasah. Maka menurutnya perlu mereview sebagai wujud penguatan pendidikan madrasah.
"Kunci peradaban Islam dan perkembangan kedepan itu ada di tangan kepala perpustakaan, kita punya peradaban yang sangat luar biasa pada waktu itu. Semua yang menonjol disana adalah perpustakaannya yang menjadikan peradaban islam yaitu penerjamahan artinya membuka cakrawala berfikir pemahaman manusia," tukas Su'ud.
Abdul Su’ud mengungkapkan MAN IC merupakan lembaga pendidikan yang memadukan antara Imtek dengan Imtak. Menurutnya, konsep MAN IC sangat luar biasa sejauh mana alumninya sudah berkiprah sesuai dengan harapan.
Kemudian, kata Abdul Su’ud, madrasah unggulan tersebut telah membangun tiga paradigma. Pertama, hadrotul ilmu yaitu konsep kebudayaan ilmu yang memadukan ilmu dengan iman dan takwa. Kedua, hadrotul kutub yaitu budaya baca kitab artinya anak-anak MAN IC dan MAN PK itu kekuatannya ada di pembacaan kitab kuning dan penguasaan ilmu-ilmu lasik (ilmu keagamaan). Dan ketiga hadrotul falsafah yaitu budaya ilmu filsafah dengan budaya ini kita memiliki ilmu berfilsafah.
"Perpustakaan tetap menjadi mercusuar dalam paparan sejarah yang kemudian
bisa menggiring bangsa umat islam yang maju," pungkas Abdul Su’ud.
Tags:
pustakawanBagikan: