Bogor (Pendis) - Kementerian Agama secara bertahap memastikan persiapan implementasi Kurikulum Merdeka. Upaya ini dilakukan sejak terbitnya Keputusan Menteri Agama No. 437 Tahun 2022 tentang Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah.
Direktur GTK Madrasah, Muhammad Zain menegaskan persiapan demi persiapan dimatangkan, salah satunya penyiapan pelaksanaan Training of Trainer Kurikulum Merdeka bagi Pengawas.
Penyiapan giat ini, kata Zain, juga mendapatkan dukungan dari program REP-MEQR. Dalam diskusi rutin dengan pihak konsultan dan manajemen lembaga donor World Bank, komitmen untuk penguatan kompetensi pengawas dalam mengimplementasikan kurikulum merdeka ini diproyeksikan akan menjangkau 5.587 di tahun 2023 dan 2024.
"Maka, di semester awal tahun 2023 ini, Direktorat GTK Madrasah mempersiapkan perangkat pendukungnya," ujar Zain di Bogor pada Kamis (13/04/2023).
Menurut Zain, persiapan seperti ini sangat penting dilakukan, agar dana dari lembaga donor tersebut bisa dimanfaatkan secara optimal sesuai peruntukannya. Hal tersebut disampaikan Zain di hadapan Tim IKM Ditjen Pendidikan Islam, Tim Reviewer Modul PKB, Tim Reviewer Soal AKGTK dan Tim Modul Moderasi beragama yang merupakan peserta program pendampingan PKB Madrasah Angkatan 7.
Wakil Komponen 3 PMU REP MEQR, Anis Masykhur yang juga Kepala Subdit Bina GTK MA/MAK menegaskan perangkat utama yang mendukung kesuksesan implementasi kurikulum merdeka ini adalah modul ToT Implementasi Kurikulum Merdeka.
"Kami hadirkan 21 pakar untuk mendesain diklat ToT IKM ini," kata Anis.
Menurutnya, para pakar tersebut mewakili unsur pejabat Direktorat KSKK, Direktorat GTK Madrasah, pengawas, widyaiswara, akademisi, NGO pemerhati pendidikan dan dari guru berprestasi.
Anis menerangkan, ToT IKM bagi pengawas dilaksanakan dalam 80-100 Jam. Dengan pembagian 40 Jam melalui MOOC Pintar dan 60 Jam dilaksanakan secara luring. Menurutnya, MOOC menjadi instrumen awal untuk menjaring komitmen dan kompetensi pengawas.
"Yang lulus dalam proses MOOC dapat melanjutkan ke diklat luring lebih lanjut," terangnya.
Anis juga menginformasikan bahwa implementasi kurikulum merdeka di lingkungan madrasah diprediksikan baru optimal dilaksanakan pada tahun 2024 semester dua. Proyeksi ini didasarkan pada perkiraan kesiapan pengawas yang baru akan melatih para kepala madrasah dan para guru di wilayah kerjanya pada semester 2 tahun 2023 dan semester 1 tahun 2024.
"Meskipun Direktur Jenderal Pendidikan Islam telah menetapkan hampir 30.000 madrasah piloting, namun Keputusan tersebut belum bisa berlaku efektif, karena dibutuhkan kesiapan banyak perangkat di dalamnya, termasuk para pendidiknya," tukasnya.
Perangkat pendukung dalam menerapkan kurikulum merdeka, lanjut Anis, selain hal di atas juga terdapat peranglat pendukung lainnya, diantaranya; rapot digital madrasah, rapot pendidikan madrasah, kesiapan sistem informasi, Learning Management System (LMS), portal buku digital, dan lain sebagainya.
Bagikan: