Batam (Pendis) - Kemenag mengumpulkan para kontributor dan penulis modul yang akan dipergunakan pada pelaksanaan program Penguatan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) bagi Guru Madrasah dalam kegiatan Review Modul PKB Guru di Batam, 15 - 18 Agustus 2023. Para kontributor tersebut akan ditugaskan menyusun modul yang memiliki perspektif baru terutama penyesuaiannya dengan paradigma baru merdeka belajar-merdeka mengajar.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Madrasah, Muhammad Zain mengarahkan agar modul baru dipastikan bermuatan materi yang mampu mendorong para guru untuk lebih kreatif dan memantik banyak berproduksi.
"Semangat untuk berproduksi harus dipastikan lebih kuat, terlebih lagi ketika harus mengakomodasi implementasi kurikulum merdeka," ujar Zain.
Bahkan Zain juga memberikan kisi-kisi tambahan agar modul mampu menjawab permasalahan masyarakat pendidikan pasca Pandemi Covid-19 seperti learning recovery, persoalan minat belajar Gen Z, literasi digital, kurikulum merdeka, guru transformatif, dan lain-lain.
Menurutnya, madrasah masih membutuhkan banyak modul yang bervariasi dan dapat menambal kompetensi yang rendah di beberapa aspek pada guru. Semangat berproduksi ini terlihat ketika di sebuah madrasah memraktikkan projek P5-PPRA.
"P5 PPRA adalah potret transformatif dari ilmu pengetahuan yang dipelajari di madrasah. Pastikan melalui P5 PPRA, ilmu pengetahuan termasuk ilmu agama dapat dirasakan manfaatnya secara langsung baik oleh siswa maupun masyarakat," jelas Zain lebih detail.
Meskipun desain modul harus sederhana dan praktis-implementatif, modul juga diupayakan seoptimal mungkin mampu memantik aspek motivasi terdalam para pengguna modul.
"Di sinilah modul akan makin dirasakan manfaatnya," ujar Zain.
Anis Masykhur, selaku Wakil PMU Komponen 3 juga berkomitmen untuk mengawal yang menjadi arahan kebijakan pimpinan. Sebagai seorang yang pernah bekerja di dunia penerbitan ternama di Indonesia dan juga seorang penulis aktif media populer, Anis memahami betul tentang bagaimana memformulasikan modul yang akan disusun sehingga memiliki daya tarik bagi pembaca.
"Guru masih membutuhkan banyak modul untuk mendukung peningkatan kompetensinya," kata Anis.
Maka pada pertemuan selanjutnya, para penulis modul dipastikan memiliki rancangan yang lebih memiliki daya hipnotis. Melalui dukungan REP MEQR, Direktorat GTK Madrasah memfasilitasi empat kali pertemuan untuk penyelesaian modul ini.
Bagikan: