Jakarta (Pendis)-Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementerian Agama Republik Indonesia bekerjasama dengan United Nations International Children's Emergency Fund (Unicef) menggelar kegiatan pelatihan untuk pelatih program gizi remaja untuk madrasah sehat.
Kegiatan yang dibagi menjadi 4 batch yaitu Batch 1 (Jatim) & Batch 2 (Jateng – Aceh) yang akan berlangsung pada Senin s/d Rabu, 6 s/d 8 Juni 2022 serta Batch 3 (Papua-Sulsel) & Batch 4 (NTB, NTT, Jabar), yang akan berlangsung pada Kamis s/d Sabtu, 9 s/d 11 Juni 2022.
Dalam sambutannya Direktur KSKK Madrasah Muh. Isom menjelaskan tentang pentingnya gizi untuk anak usia sekolah dan remaja. Bukan hanya itu, Muh. Isom juga memaparkan tentang hasil riset kesehatan dasar usiaremaja usia 13-18 tahun yang menderita kurus, mengalami stunting dan kelebihan berat badan atau obesitas.
“Gizi merupakan salah satu isu kesehatan prioritas pada anak usia sekolah dan remaja. Riset kesehatan dasar tahun 2018 melaporkan bahwa >8% remaja usia 13-18 tahun menderita kurus, >25% mengalami stunting dan sekitar 15% kelebihan berat badan atau obesitas. Terlebih lagi sebanyak 32% remaja putra dan putri mengalami anemia. Selain itu, 20% anak usia sekolah (5-12 tahun) mengalami kelebihan berat badan atau obesitas. Diantara berbagai permasalahan gizi pada anak usia sekolah dan remaja, masalah stunting serta kelebihan berat badan dan obesitas termasuk dalam kategori masalah kesehatan masyarakat yang sangat tinggi.” tuturnya
Isom menambahkan bahwa upaya yang dilakukan kegiatan untuk meningkatkan status kesehatan anak usia sekolah dan remaja melalui UKS/M.
“Salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan status kesehatan anak usia sekolah dan remaja adalah melalui Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah (UKS/M) dimana gizi menjadi salah satu isu prioritas kesehatan yang perlu dilakukan melalui kegiatan pendidikan Kesehatan yang meliputi pendidikan gizi, optimalisasi aktivitas fisik dan pembinaan kader kesehatan sekolah. Selain itu, pelayanan kesehatan perlu dilakukan melalui sarapan dan pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) remaja putri dan penjaringan kesehatan (pengukuran status gizi) dan pemeriksaan berkala. Sedangkan pembinaan lingkungan sehat dilakukan melalui kegiatan pembinaan kantin sehat dan pemanfaatan pekarangan sekolah (kebun sekolah utk sayuran hijau).“
Isom menghimbau kepada Tim Pembina UKS Madrasah yang ada di Kanwil Kementerian Agama dan Kota/Kabupaten untuk memimpin program gizi remaja pada Kota/Kabupaten yang terpilih
“Saya ingatkan Tim Pembina UKS Madrasah di Kanwil Agama Propinsi dan Kota/Kabupaten untuk dapat memimpin program gizi remaja di madrasah di 40 Kota/Kabupaten terpilih agar dapat direncanakan, dilaksanakan dan dipantau dengan baik, tentunya bersama-sama dengan Tim Pembina UKS lainnya seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan, Kantor Kesejahteraan Rakyat dan guru terlatih. Pengetahuan dan keterampilan yang didapatkan selama 3 hari ini, agar ditindaklanjuti untuk dapat dilatihkan kembali kepada guru-guru MTS dan MA di Kota/Kabupaten masing-masing sehingga ada MTS dan MA yang menjadi pilot dan tempat madrasah untuk pelaksanaan program dan menjadi tempat belajar bagi madrasah lain.” Himbau Isom
Diakhir sambutannya Direktur KSKK Madrasa mengucapkan terima kasih kepada UNICEF atas kerjasama dan dukungan dalam rangka program gizi remaja pada madrasah sehat.
“Ucapan terimakasih saya kepada UNICEF atas kerjasama dan dukungannya dalam program gizi remaja untuk madrasah sehat, semoga tahun ini melalui komitmen dan dukungan dari TP UKS/M Propinsi/Kota/Kabupaten dan Tim Pelaksana UKS/M, intervensi gizi remaja dapat berjalan baik dan berkontribusi dalam pencapaian status gizi termasuk pencegahan dan penanggulangan anemia pada remaja.” Ucap Isom
Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan secara luring dan daring yang akan dikuti oleh 8 propinsi dan 40 kota/kabupaten yang meliputi: Jawa Timur, Jawa Tengah, Aceh, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur dan Papua dan Jawa Barat.
Tags:
#MadrasahBagikan: