Jakarta (Pendis) - Forum Pendidik Madrasah Inklusif (FPMI) mengadakan webinar inklusif seri 2. Dengan mengangkat tema 'Ragam Disabilitas dan Penanganan PDBK Dengan Hambatan Lambat Belajar', webinar ini menghadirkan Sekretaris Pokja Pendis Inklusif Diten Pendis Kemenag RI Siti Sakdiyah dan Kasubdit Kelembagaan Direktorat KSKK Ditjen Pendis Kemenag RI Papay Supriatna selaku keynote speaker.
Acara yang berlangsung melalui kanal virtual zoom meeting tersebut diikuti oleh kurang lebih 250 peserta dari seluruh Indonesia. Webinar berdurasi empat jam tersebut menghadirkan Lani Setiadi, seorang Praktisi Pendidikan Khusus Dewan Pakar FPMI Jateng dan Saprina Siregar Praktisi Sekolah ABK dan seorang penulis buku. Webinar dibuka secara langsung oleh Siti Sakdiyah.
“Kita harus memberikan perhatian lebih pada PDBK yang ada di seluruh tingkat pendidikan. Saat ini ada kurang lebih 300 madrasah yang sudah memiliki SK Madrasah Inklusif dan ada 4800 murid PDBK yang perlu mendapatkan pelayanan khusus,”jelas Siti, Sabtu (15/04/2023).
Ditambahkan oleh Siti Sakdiyah bahwa RA harus mendapatkan perhatian dalam peningkatan mutu kompetensi untuk selalu memperbaharui keilmuannya. Dan Siti juga menyoroti pemanfaatan media sosial untuk lebih menggebyarkan kembali pendidikan inklusif.
Senada dengan yang disampaikan Siti Sakdiyah, Papay Supriatna dalam paparannya menyampaikan kebijakan dan payung hukum yang dapat lebih menguatkan eksistensi pendidikan inklusif.
“Kami sangat mendukung adanya pelatihan-pelatihan yang dapat menunjang madrasah inklusif dan khususnya terhadap para Guru Pembimbing Khusus (GPK). Kami menghimbau kepada madrasah-madrasah yang sudah ter-SK kan untuk dapat melengkapi profile sekolah yang akan ditampilkan di pendataan emis,”ujar Papay.
Sementara itu Ketua FPMI Pusat, Supriyono, menaruh harapan besar terhadap terselenggaranya kegiatan webinar seri 2 ini.
“Guru madrasah kita semakin memiliki kemampuan untuk dapat memberikan layanan pendidikan yang terbaik untuk semua peserta didik termasuk mereka yang berkebutuhan khusus,”jelas Supri.
Supriyono menghimbau agar Madrasah inklusif yang semakin berkembang di seluruh pelosok negeri, tidak usah merasa takut dan salah untuk menerima PDBK. Ia memberikan penguatan kepada madrasah-madrasah yang masih banyak memiliki keraguan.
“Didik dengan hati, dengan cinta, agar mereka dapat tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berilmu, berkarakter dan beriman kepada Allah" tukas Supriyono.
Bagikan: