Jakarta (Pendis) - Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Ditjen Pendis) Kemenag RI kembali menggelar Kompetisi Robotik Madrasah (KRM) 2021.
"Kompetisi Robotik ini merupakan wadah kreativitas para siswa-siswi madrasah dan diharapkan memberikan pengaruh signifikan bagi terwujudnya semangat belajar siswa madrasah, khususnya di bidang teknologi, robotika dan otomasi (mesin)," demikian menurut Direktur KSKK Madrasah, Moh Isom, Sabtu (02/10/2021)
Kegiatan ini juga diharapkan dapat merangsang siswa-siswi madrasah sebagai generasi Indonesia 2045 untuk mempersiapkan siswa madrasah menghadapi era industri 4.0 dan Cybion (Cybernetics, Biologi and Ontology). Merekalah siswa-siswi madrasah yang mandiri dan berprestasi,tuturnya.
Menurut Isom, para siswa madrasah yang mengikuti Kompetisi Robotik Madrasah akan mengasah skill dan kreativitas yang mereka miliki dan menjadi contoh bagi siswa madrasah lainnya. Kemenag berusaha menyediakan dan memberi fasilitas dan ruang yang memadai untuk mendukung hal tersebut.
Lebih lanjut, Kasubbag Tata Usaha pada Direktorat KSKK Madrasah, Brury Hariyanto menerangkan, Kompetisi Robotik Madrasah 2021 mengusung tema 'Robot for Global Pandemic', hasil karya nantinya dapat menjadi solusi untuk permasalahan global pandemi Covid-19.
Ada dua kategori dalam kegiatan ini, pertama, kategori Rancang Bangun Inovasi yang diselenggarakan secara daring (dalam jaringan) di Santika Premier Bintaro pada 2 hingga 3 Oktober 2021. Dalam kategori ini, siswa bertugas menciptakan sebuah rancangan model teknologi yang berguna untuk meringankan kehidupan manusia, sesuai dengan tema yang ditentukan, jelas Brury.
Kedua, lanjut dia, Kategori Mobile Robot yang akan diselenggarakan secara tatap muka (luring) pada 16 -17 Oktober 2021 di ICE BSD (awalnya Mall Alam Sutera) dengan protokol kesehatan. Dalam kategori ini, siswa diminta membuat program untuk mengendalikan mobile robot. Level pengendalian dan tantangan yang harus dilewati oleh peserta disesuaikan dengan jenjang pendidikannya (MI, MTs, dan MA).
Pada ajang yang diselenggarakan dengan metode hybrid, yaitu campuran secara daring (dalam jaringan) dan luring (luar jaringan/tatap muka) peserta merakit robotnya sendiri dari hingga dapat bergerak secara otomatis. Kemudian mempresentasikan rancangan model teknologi robotikanya di hadapan juri secara daring maupun luring, pungkasnya. (Hikmah)
Bagikan: