Tangerang Selatan (Pendis) -- Direktorat Jenderal Pendidikan Islam melalui Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah kembali menggelar Madrasah Young Reseachers Supercamp (Myres) atau madrasah riset. Dalam dua tahun terakhir ini Myres dilaksanakan secara daring (online) seiring mewabahnya Pandemi Covid-19. Namun demikian, animo siswa madrasah masih tinggi mengikuti Myres.
“Myres tahun 2021 sungguh jauh dari yang telah kita tetapkan. Terbukti, jumlah peserta yang mendaftar sebanyak 7700 proposal. Padahal kita menargetkan hanya 6000 proposal. Ini menunjukkan bahwa geliat riset di madrasah masih cukup tinggi, mekipun masih pandemi. Dan ini patut kita acungi jempol”, terang Kasubdit Kesiswaan Nanik Pujihastuti di Bintaro, Rabu (18/08).
Saat ini, lanjut Nanik, sedang dilakukan penilaian proposal oleh Dewan Juri yang terdiri dari akademisi, peneliti, dan birokrat yang kompeten di bidangnya. Penilaian substansi proposal merupakan tahapan kedua setelah sebelumnya dilakukan penilaian portofolio pada tahap pertama. Kegiatan penilaian substansi proposal berlangsung selama 4 (empat) hari pada 17 s.d. 20 Agustus 2021 di Bintaro Kota Tangerang Selatan.
Turut hadir pada kegiatan penilaian dimaksud, Direktur KSKK Madrasah, Moh. Isom Yusqi. Dalam arahannya, Isom menyampaikan tiga hal penting terkait pelaksanaan madrasah riset. Pertama, kegiatan Myres perlu dilakukan branding dengan baik, agar hasil penelitian dikenal publik dan manfaatnya bisa dirasakan oleh masyarakat. Kedua, peserta yang sudah terpilih diberikan pembinaan dan pendampingan agar menjadi peneliti yang handal. Ketiga, perlu diberikan reward bagi peserta terpilih.
“Kegiatan Myres yang sudah dirancang ini sudah bagus. Termasuk juga ada KSM, Pramuka, Aksioma, dan lain-lain. Pokoknya segala sesuatu yang terkait dengan siswa untuk berprestasi, harus hidupkan. Terkait dengan Myres, perlu ada branding agar masyarakat tahu. Lalu, perlu dilakukan pembinaan berkelanjutan, sehingga nanti benar-benar menjadi peneliti handal. Kemudian poin penting, harus diberikan apresiasi dan reward bagi yang juara. Hal ini agar mereka terpicu untuk terus berprestasi”, terang Isom.
“Terakhir, jangan disia-siakan seluruh potensi dan kometensi yang ada, dibranding, dipublish, supaya siswa-siswa madrasah kita benar-benar mandiri dan berprestasi. Mudah-mudahan apa yang sudah kita lakukan menjadi jariyah, izzul Islam wa al Muslimin”, pungkasnya. (Fakhrurozi/Solla)
Bagikan: