Jakarta (Pendis) - Di tahun 2016 ini, Kementerian Agama, melalui Direktorat Pendidikan Madrasah telah menyeleksi delapan alumni madrasah Aliyah yang akan diberikan beasiswa biaya hidup untuk melanjutkan studi S1 di luar negeri.
Mereka yang mendapat beasiswa tersebut adalah:
1. Farah Fairuz Zahira, diterima di Automotive Engineering, Nagoya University, Japan
2. Muhammad Izzat Nugraha, diterima di Applied Marine Biology, Tohoku University, Japan
3. Qatrunnada Hamparan Melati diterima di College of Asia Pacific Studies, Ritsumeikan Asia Pacific University (APU), Japan
4. Fathi Thooriq BZ diterima di Mechanical of Engineering, University of Applied Science Kaiserslautern, Jerman
5. Syauqi Alfiandi diterima di International Business Management, Universiti Utara Malaysia
6. Frisca Intan Luzia diterima di Communication Arts, Bangkok University International College
7. Ahmad Ghufron Taqiyuddin diterima di Hukum Islam, World Islamic Science & Education University (WISE), Amman Jordan
8. Abiesa Analistiana diterima di Universitas Kastamonu, Turki.
Direncanakan, delapan alumni madrasah tersebut akan bertolak dari Indonesia ke negera tujuan pada bulan September depan. Hal ini diungkapkan oleh Farah Fairuz Zahira, salah satu alumni madrasah yang terpilih dalam beasiswa tersebut, ketika mengikuti acara pelepasan peserta beasiswa biaya hidup S1 Luar Negeri.
Secara informal, Sekretaris Jenderal Pendidikan Islam, M. Ishom melepas mereka dengan memberikan sejumlah nasihat yang perlu mereka pegang teguh ketika mereka tiba di negara tujuan.
"Saya ingin kalian di luar negeri bisa menjaga diri baik-baik. Biasanya mahasiwa baru di sana terserang cultural shock. Oleh sebab itu, harus hati-hati. Dan tetap menjaga nama baik negara Indonesia, Kementerian Agama dan Madrasah. Jadilah duta untuk Indonesia dan madrasah," ungkap Ishom dalam membuka percakapan.
M. Ishom juga memberikan sampel figur yang baik untuk mereka, yakni BJ. Habibi. M. Ishom menambahkan, "Kalian harus bisa mencontoh pak Habibi, yang memiliki idealisme yang kuat, rasa nasionalisme yang tangguh dan memiliki visi perubahan."
Selain itu, M. Ishom juga berharap kelak kalau mereka sudah lulus S1, jangan berhenti di S1, lanjutkan ke S2 dan S3. "Dan kalau pulang ke Indonesia, jangan mencari pekerjaan, tapi buatlah pekerjaan, buatlah perubahan , buatlah karya dan tinggalkan legacy. Agar kalian bisa dibanggakan," pungkar M. Ishom.
(hamam/ra)
Bagikan: