Jakarta (Kemenag) — Workshop Moderasi Beragama Bagi Pelajar Lintas Negara MABIMS secara resmi ditutup oleh Direktur KSKK Madrasah, M. Sidik Sisdiyanto di Jakarta pada Rabu (30/10/2024) malam. Dalam sambutannya, Sidik menekankan pentingnya moderasi beragama sebagai landasan untuk menjembatani perbedaan dan memelihara harmoni sosial di tengah masyarakat yang semakin beragam. Kegiatan ini diikuti oleh pelajar dari negara anggota MABIMS, yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura.
Sidik menyampaikan bahwa melalui tema Penguatan Pemahaman Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja) sebagai Landasan Moderasi dalam Kehidupan Beragama yang Moderat, kegiatan ini mendorong pemahaman nilai-nilai Aswaja yang menekankan keseimbangan, toleransi, dan dialog terbuka. "Dengan memahami Aswaja, para pelajar dapat menjadi agen perdamaian dan perekat sosial dalam masyarakatnya masing-masing," ujarnya.
Selama workshop, para peserta juga disuguhkan dengan ragam tarian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Tari Lenggang Nyai dari Betawi, Tari Gondang dari Batak, dan Tari Piring dari Minangkabau. “Setiap tarian mengandung nilai-nilai luhur dan cerita budaya yang kaya akan makna persatuan dalam keberagaman,” tambah Sidik.
Peserta workshop pun berkesempatan mengunjungi rumah adat di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), sebuah pengalaman yang memperkaya pemahaman mereka tentang keberagaman budaya Indonesia. Sidik berharap kunjungan ini dapat memperkuat nilai moderasi dalam kehidupan sosial para pelajar lintas negara ini.
Menurutnya, kegiatan ini dirancang dengan tiga harapan utama, yakni meningkatkan pemahaman tentang moderasi beragama, mengembangkan proyek kolaboratif antar-negara, dan membangun jaringan lintas negara. Hasilnya, peserta mampu mengartikulasikan konsep moderasi dan keberagaman dalam kehidupan mereka dan komunitas masing-masing.
Dalam penutupannya, Sidik berharap agar para peserta dapat membawa semangat toleransi dan inklusivitas ke negara masing-masing, “Semoga ilmu dan pengalaman yang didapatkan selama kegiatan ini menjadi bekal untuk membangun masyarakat yang lebih damai dan penuh toleransi.”
Dalam kesempatan yang sama, Kasubag Tata Usaha Direktorak KSKK Madrasah, Fikriya Malihah melaporkan workshop ini memberikan pengalaman berharga bagi para peserta, yang tidak hanya mengikuti sesi pelatihan dan diskusi inspiratif, tetapi juga mendapatkan kesempatan langka untuk melakukan kunjungan langsung ke ikon-ikon toleransi beragama di Jakarta, yakni Gereja Katedral dan Masjid Istiqlal.
"Ini menjadi pengalaman luar biasa bagi peserta, terutama bagi mereka yang pertama kali berkunjung ke Jakarta," ujar Fikriya.
Di sela-sela kegiatan, para peserta turut berpartisipasi dalam sesi wawancara singkat untuk mengungkap pandangan mereka tentang keberagaman. "Sebelumnya, mereka belum memahami sepenuhnya konsep moderasi dan keberagaman, tetapi kini mereka bisa menjelaskan nilai-nilai tersebut dengan baik," lanjutnya.
Kegiatan yang dilaksakan selama 7 hari ini diikuti oleh 42 pelajar dari Malaysia, Brunei, Singapura, dan Indonesia yang antusias menggali nilai-nilai moderasi dan toleransi beragama. Kementerian Agama berharap bahwa bekal yang diperoleh selama kegiatan ini dapat memperkuat pondasi moderasi beragama di kalangan generasi muda lintas negara, sehingga mereka siap menjadi agen perubahan yang membawa semangat toleransi dan kerukunan di masyarakat masing-masing.
Tags:
moderasiberagamaBagikan: