Bogor (Pendis) – Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Kamaruddin Amin mengajak seluruh guru/ustadz/ustadzah khususnya pengajar pendidikan kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah untuk selalu berpikir kritis, mampu menganalisa masalah serta selalu berinovasi. Hal tersebut diungkapkannya dalam Workshop Penyelenggaraan USBN dan UN Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah yang digelar Rabu hingga Jum’at (12-14 Februari 2020), di Hotel Amaroossa, Bogor.
"Ditjen Pendis sangat mendukung Program Merdeka Belajar yang telah dicanangkan oleh Mendikbud“ Ujar Guru Besar UIN Alauddin Makassar tersebut di depan para Pejabat Kantor Kementerian Agama Provinsi se-Indonesia yang diundang. Beliau juga menambahkan bahwa sebelum mengumumkan Program tersebut, Mendikbud mengajak diskusi seluruh stakeholder Pendidkan Islam di Kementerian Agama RI.
Sebagaimana diketahui setelah dikeluarkannya Permendikbud Nomor 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian Yang Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional, USBN (Ujian Sekolah Berstandar Nasional) ditiadakan mulai tahun 2020 dan tahun ini juga merupakan tahun terakhir penyelenggaraan Ujian Nasional yang akan berubah menjadi Ujian Sekolah.
Ujian Sekolah mulai tahun ini mempunyai tantangan tersendiri, karena sepenuhnya menjadi kewenangan satuan pendidikan. "Tidak ada soal anchor dari pusat,“ papar Bambang Suryadi, Ph.D, anggota BSNP menjawab pertanyaan peserta tentang mekanisme pembuatan atau perakitan soal ujian sekolah.
Perubahan ini juga berimplikasi terhadap skema penilaian kelulusan siswa menggunakan penilaian portofolio. Untuk fungsi formatif atau diagnostik, portofolio disusun untuk memperoleh informasi mengenai kelebihan atau kekurangan siswa, memperoleh gambaran perkembangan siswa pada periode tertentu. "Portofolio menjadi alat refleksi siswa dan sebagai dasar pemberian umpan balik oleh guru“ papar Asrijanty, Ph.D, Kepala Bidang pada Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kemdikbud.
Direktorat PD Pontren telah berupaya sedemikian rupa agar penyelenggaran Ujian Sekolah Pendidikan Kesetaraan pada Pondok Pesantren Salafiyah tahun ini dapat berjalan lancar dan sukses sesuai dengan prinsip. "melayani yang tidak terjangkau dan menjangkau yang tidak terlayani". ujar Rahmawati, yang menjabat sebagai Kasubdit Pendidikan Kesetaraan ini.
Dalam Kesempatan yang sama, Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Dr. Imam Safe’i optimis bahwa para siswa juga mampu mengikuti perubahan skema ujian tahun ini dengan pemahaman bahwa "every student is star, every student is genius," pungkas Imam yang juga menjabat Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam. (Rizky/Hik)
Bagikan: