Jakarta (Pendis) - Kementerian Agama menggelar acara PeaceSantren di Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras. Dalam acara tersebut, Kemenag memanfaatkan momentum Ramadan untuk menebar pesan persaudaraan dan perdamaian dengan menggandeng group band Gigi dan Padi Reborn.
Selain dimeriahkan oleh para santri, gelaran bertajuk "Ngabuburit Ramadan 1445" ini juga dihadiri oleh antusiasme ribuan masyarakat umum di sekitar Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Ali Ramdhani mengatakan acara PeaceSantren digelar di pondok pesantren karena sejatinya kehadiran pesantren selalu membawa pesan damai, kasih sayang, serta nilai-nilai moderasi beragama.
"Karena kita memahami sesungguhnya semakin dalam seseorang memahami agama, maka perilakunya akan semakin baik kepada orang lain dan mampu mentolerir perbedaan yang ada pada setiap individu manusia," ujar Ali Ramdhani, Rabu (20/3/2024).
Menurutnya, pesan-pesan damai tidak hanya bisa digaungkan dalam bentuk ceramah atau nasehat, melainkan juga bisa disampaikan melalui ruang-ruang seni seperti musik yang religi. "Band GIGI dan Padi Reborn, keduanya adalah band yang memiliki album religi yang kuat. Keduanya selalu tampil dengan mengedepankan ruang-ruang moderasi," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Basis GIGI Thomas Ramdhan menyampaikan pesan bahwa perdamaian dan penerimaan terhadap segala bentuk perbedaan merupakan cara GIGI untuk bisa terus berkarya selama 30 tahun.
"GIGI ini ada empat orang, yang satunya non muslim, kadang kita eda prinsip dan pandangan. Alhamdulillah GIGI sudah 30 tahun. Bisa menjaga 30 tahun berkarya dan bisa keliling Indonesia, adalah karena kita tidak punya musuh," ujar Thomas.
Sementara itu, Dewa Budjana selaku satu-satunya personel GIGI yang non-muslim, mengaku selama 30 tahun karirnya, band GIGI sudah banyak berkunjung ke berbagai pesantren di Indonesia. Dalam kunjungannya, Budjana merasa nyaman terhadap perdamaian yang diterapkan di pondok pesantren.
"Meskipun saya non-muslim namun saya tetap diperhatikan kenyamanannya. Meski di bulan puasa saya tetap disuguhkan makanan, meski saya gak enak buat makan karena menghormati yang lain, tapi ternyata di pesantren juga sangat menghormati dan memperhatikan umat yang lain," ungkap Gitaris beragama Hindu tersebut.
Tampak hadir pada acara Ngabuburit Ramadhan ini, Stafsus Menteri Agama Wibowo Prasetyo, Nuruzzaman, dan Hasanuddin Ali, Direktur KSKK Madrasah Sidik Sisdiyanto, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur Husnul Maram, Ketua Yayasan PP Bahrul Ulum Wafiyul Ahdi, serta Pengasuh PP Bahrul Ulum Sholahul'am Notobuwono (Gus Aam) dan Nyai Mudjidah Wahab.
Gus Aam selaku Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras menjelaskan bahwa nilai-nilai toleransi dan perdamaian tidak hanya diajarkan di pesantren melalui kata-kata, melainkan juga diterapkan sehari-hari dalam tindakan nyata.
"Di Tambak Beras ini banyak sekali guyonan-guyonan santri yang mampu mengajarkan kepada anak-anak tentang perbedaan dan perdamaian yang sampai hari ini kita rasakan," ungkap Gus Aam.
Gus Aam melanjutkan, sikap toleransi terhadap perbedaan yang terbangun di Ponpes Bahrul Ulum Tambak Beras sudah mendarah daging. "Toleransi terhadap perbedaan dari anak-anak kita yang berbeda suku, dengan bahasa apa pun, sudah mengalir sejak dahulu," tuturnya.
Menurutnya, perbedaan di Ponpes adalah khazanah kekayaan yang harus dipertahankan dan tidak boleh dihilangkan menjadi satu warna.
Sebelumnya PeaceSantren telah sukses dilaksanakan di Pesantren Az-Ziyadah Jakarta Timur pada 16 Maret 2024 lalu. Selanjutnya PeaceSantren akan kembali diadakan di Pesantren Al-Musaddadiyah Garut (23 Maret 2024), Pesantren Sunan Pandanaran Yogyakarta (27 Maret 2024), dan Pesantren Raudlatut Thalibin Rembang (30 Maret 2024).
Bagikan: