Jakarta (Pendis) - Kementerian Agama kembali menyelenggarakan kegiatan yang rutin diadakan sejak tahun 2017 yaitu al-Multaqa ad-Dawliy lil-Bahts ‘an Afkar at-Thullab wa-Dirasat Pesantren (Mu'tamad) atau Simposium Khazanah Pemikiran Santri dan Kajian Pesantren di Jakarta.
Mu'tamad ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Santri 2022. Agenda ini juga diselenggarakan dalam rangka merespon dinamika pertemuan forum G20.
Kasubdit Pendidikan Diniyah dan Ma’had ‘Aly, Nurul Huda mengatakan, "Mu’tamad tahun 2022 ini merupakan pengembangan dari apa yang disebut dengan Mutamar Pemikiran Santri Nusantara (MPSN). Kami berharap kegiatan ini menghasilkan pemikiran-pemikiran yang diharapkan pesantren dan pemerhati pesantren untuk kemudian bisa mengangkat derajat pesantren lebih tinggi,” tutur Nurul Huda saat memberikan sambutan dalam soft opening Mu’tamad, Jumat (21/10/22).
Dalam gelaran Mu’tamad 2022 ini ada beberapa sesi yaitu sesi keynote speaker, sesi spesial panel, sesi paralel, serta sesi bedah buku dan bedah tokoh. Adapun peserta yang telah lolos seleksi 87 panelis dari 547 pengusul makalah.
Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Waryono Abdul Ghofur saat menyampaikan arahan menilai bahwa penyelenggaraan Mu’tamad ini penting untuk menyampaikan informasi dan literatur keagamaan yang kredibel bagi masyarakat.
“Jangan sampai kita menjadi bagian dari masyarakat yang menyebarkan hoax. Hoax terjadi karena ada informasi yang tidak mu’tamad (tidak memiliki sandaran atau landasan yang kuat),” ucap Waryono.
“Hari ini kita menyaksikan sendiri, ketika share informasi mengenai Al-Qur’an dan Hadits seolah-olah itu benar lalu langsung dikirim ke group padahal itu belum tentu benar", lanjutnya.
Karena biasanya kalau sudah ada kata-kata Al-Qur’an atau Kiai itu orang-orang mudah percaya. Wacana keagamaan itu tidak terlepas dari kepentingan politik, salah satunya,” tambah Waryono.
Dalam melawan hoaks yang beredar, Waryono berpesan untuk senantiasa meneguhkan semangat Iqra’ (membaca) dalam hal ini adalah penguatan landasan dan penguasaan keilmuan, agar menjadi bekal bagi kita untuk berpendapat dan mengambil pendapat yang mu’tamad, sehingga kekeliruan informasi dapat kita perangi bersama.
Acara yang mempertemukan santri, mahasantri dan pegiat pesantren ini berlangsung di Jakarta, 21 - 23 Oktober 2022 dengan tema Berdaya Menjaga Martabat Kemanusiaan. Gelaran Mu’tamad 2022 ini membincang kembali sui generies pesantren sebagai upaya memperjelas identitas kultular.
Di akhir sambutan, Waryono menekankan agar Mu’tamad tahun ini harus meninggalkan legacy yang positif bagi masyarakat.
“Penting saya ingatkan agar mu’tamad ini tidak berhenti di sini kemudian selesai, bubar, dan tidak ada atsarnya (jejak/hasil). Harus ada atsarnya, ini penting. Kalau kita ingin abadi, menulislah,” tukasnya.
Guru besar UIN Sunan Kalijaga ini juga mengucapkan selamat kepada panelis yang berhasil lolos seleksi mu’tamad, berharap ini menjadi awal tonggak kebangkitan pemikiran santri yang kemudian bisa di ekspos lebih luas sehingga bisa dilihat oleh umum.
(Humas Pendis/WE)
Bagikan: