Semarang (Pendis) - Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Ditjen Pendidikan Islam telah meyelenggarakan Halaqah Penguatan Kepemimpinan Kyai Muda Pondok Pesantren. Acara yang digelar di Hotel Ciputra Semarang pada hari Rabu hingga Jumat, 12 s/d 14 April 2017, tersebut dihadiri puluhan kiai muda pondok pesantren dari DKI Jakarta, Jawa Tengah, DIY, dan sebagian dari Jawa Barat.
Acara yang dibuka oleh Plt. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Imam Safe`i, ini memfokuskan pembahasan pada peran pondok pesantren dalam mengkampanyekan moderasi Islam di tengah maraknya ekstremisme yang berkembang khususnya melalui media sosial.
"Pondok pesantren adalah salah satu lembaga terbaik bangsa Indonesia dalam menyemaikan moderasi Islam. Pondok pesantren selama ini merupakan obor dan penerang bangsa Indonesia dalam menanamkan pemahaman agama Islam yang benar yaitu Islam yang rahmatan lil alamin dalam membentuk akhlakul kharimah," kata Imam Safe`i dalam sambutannya, Rabu (13/04) malam.
Senada dengan Imam Safe`i, Kasubag Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Abdul Rouf menjelaskan bahwa "Kiai muda harus mengambil barisan terdepan dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Tidak hanya sekadar pandai dalam ilmu agama, tetapi juga mampu beradaptasi dan peka terhadap kehidupan masyarakat sekelilingnya. Termasuk mampu menjelaskan dan memberi pengertian pada masyarakat, khususnya anak-anak muda bagaimana beragama yang baik dan mampu ikut serta dalam membangun bangsa."
Rouf menambahkan, "Peran kiai muda tersebut dibutuhkan untuk memperkuat pembangunan bangsa dan negara. Apalagi akhir-akhir ini terjadi radikalisme agama yang kebanyakan pengikutnya anak-anak muda dengan pengetahuan agama minim. Seolah-olah membela agama sehingga mereka melakukan apa saja atas nama jihad. Di sinilah tugas kiai muda untuk menjelaskan kepada anak-anak muda dalam memahami agama yang benar dan radikalisme tidak terjadi lagi. Sebab itu, kiai muda berperan dalam mengikis radikalisme."
Selanjutnya pada Kamis (13/04) pagi diselenggarakan diskusi dengan materi "Potensi Radikalisme Generasi Milenial di Indonesia" dengan pembicara Hasanudin Ali dari Alvara Research; "Penggunaan Media Sosial dalam Penanggulangan Radikalisme Agama" oleh Husen Asy`ari (praktisi teknologi informasi); dan Strategi Pemanfaatan Media untuk Penanggulangan Radikalisme" dengan pembicara Wibowo Prasetyo, praktisi media yang juga Pemimpin Redaksi Jateng Pos. (Fahmi Arif/dod)
Bagikan: