Surakarta (Pendis) - Puncak malam pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pesantren Nasional (Pospenas) ke IX berlangsung meriah. Gempita pembukaan sudah terlihat dari sekitar lokasi pembukaan, area Stadion Manahan, Solo.
Stadion yang memiliki kapasitas 25.000 orang itu dipenuhi oleh para santri baik peserta, official maupun pendukung dari seantero nusantara. Rangkaian pembukaan dimulai dengan open gate pada pukul 14.00 WIB. Beragam hiburan disajikan untuk menjaga semangat para santri sembari menunggu acara puncak serta berbagai perlombaan yang akan dimulai keesokan harinya.
Sore setelah menunaikan shalat asar, penampilan dari band Kotak menyemarakkan suasana menjelang petang di Stadion kebanggaan kota Solo itu. Ribuan santri yang telah hadir semakin bersemangat dengan lagu-lagu yang disajikan oleh Tantri dkk.
Tepat setelah selesai break shalat maghrib, Qasidah Qasima ikut meramaikan pra acara pembukaan event olahraga dan seni santri terbesar se Indonesia ini. Dengan bersemangat dan khidmad, para santri melantunkan shalawat dan bernyanyi bersama.
Sejenak setelah para tamu undangan datang, acara pun segera dimulai. Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag RI, Muhammad Ali Ramdhani, Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Tengah, Sumarno, Walikota Surakarta, Gibran Rakabuming Raka, serta beberapa pejabat hadir dalam kesempatan itu.
Setelah pembacaan ayat suci Al-Qur’an dan pembacaan do’a, dilanjutkan dengan sajian tari gerak santri yang merupakan kolaborasi antara tari-tarian daerah dengan tari sufi. Dengan diiringi oleh Drumband Banser Gema Nawa Kartika (GNK) Anggrunggondok Wonosobo, defile kontingen pun dimulai. Dimulai dengan Provinsi Bengkulu dan ditutup dengan tuan rumah, Jawa Tengah, semua 34 provinsi mengirimkan peserta defile dengan perwakilannya memakai baju khas provinsi masing-masing.
Selanjutnya, Dirjen Pendis menyampaikan laporan kegiatan kepada Menteri Agama. Dilanjutkan dengan sambutan Sekda Provinsi Jawa Tengah, dan pembukaan secara resmi dibuka oleh Menteri Agama RI yang ditandai dengan penabuhan kentongan.
Kemeriahan tidak berhenti disitu, selanjutnya disajikan pertunjukan kolosal bertemakan ‘Gerak Santri, Bangkit Negeri’ yang memukau para hadirin. Pertunjukan ini menunjukkan ragam kesenian baik seni tari maupun seni musik dari seluruh Indoenesia. Serta tak lupa, menjelaskan korelasi kental antara santri dengan tanah air.
Sebagai penutup, penyanyi dan penulis lagu ‘Ojo Dibandingke’, Abah Lala serta penyanyi Woro Widiowati membawakan sejumlah lagu-lagu popular mereka. Terlihat para santri dan hadirin menikmati acara dan tetap bersemangat sampai penghujung acara.
Bagikan: