Lamongan (Pendis) - Musabaqah Qira'atil Kutub Nasional (MQKN) 2023 semakin meriah dengan adanya puluhan stand Kemandirian Pesantren Expo yang menampilkan produk-produk unggulan pesantren dari seluruh Indonesia. Produk-produk yang ditampilkan adalah hasil dari pengembangan kreativitas SDM di lingkungan pondok pesantren dalam hal bisnis.
Kemandirian Pesantren Expo secara resmi dibuka oleh Ketua Dharma Wanita Persatuan UP Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama, Hilda Ainissyfa Ramdhani. Hilda menyampaikan bahwa program Kemandirian Pesantren ini menjadi bagian dari langkah strategis meningkatkan kemandirian pesantren dan penguatan ekonomi masyarakat Indonesia.
Hilda menyampaikan bahwa program Kemandirian Pesantren ini diharapkan menjadi wadah yang mempertemukan pelanggan dengan produk-produk yang telah dihasilkan oleh pesantren maupun Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda). Ini juga bisa menjadi sarana pesantren untuk belajar praktek usaha dari dunia usaha.
“Lebih dari itu, forum ini juga bisa menjadi sarana dunia usaha untuk lebih mengenal Pesantren. Sinergi Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) menjadi penguat usaha-usaha pesantren untuk lebih dalam mengembangkan usaha di daerah.” pungkasnya.
Gelaran yang dilaksanakan di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur, terdapat berbagai stand di Pesantren Kemandirian Expo telah diisi dengan produk-produk dan usaha di bidang bisnis yang dikembangkan oleh pondok pesantren dari berbagai pejuru Indonesia. Berbagai display ditampilkan dalam stand mulai dari makanan olahan, produk karya kerajinan, batik, kaos, pakaian dan lainnya.
Rifqi Nur Hadi, salah satu Ustadz dari Pondok Pesantren yang menjadi peserta Kemandirian Expo memamerkan hasil karya santrinya. Ia mengatakan produk pesantrennya diberi nama DH.
"Kami memproduksi mulai dari air minum kemasan, produk roti, teh seduh dari akar bajakah dan makanan ringan," katanya saat diwawancari di Stand Kemandirian Expo, Selasa (11/7/2023) sore.
Selain itu, ada juga yang pondok pesantren memanfaatkan limbah batok kelapa yang disulap menjadi kerajinan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. “Kerajinan ini diberi nama Santri Craft yang mengubah sampah menjadi rupiah dan berkah. Contohnya dari batok kelapa menjadi asbak, mangkuk, celengan dan tempat tisu dari Batok. Ada juga kerajinan dari janggel jagung yang diubah menjadi lampion dan sandal,” kata Raka Mustofa, Santri Pesantren Rahmatan Lil 'Alamin Kecamatan Patean Rowo, Nganjuk, Jawa Timur.
Adapun pameran hasil program Kemandirian Pesantren ini akan berlangsung selama satu minggu, mulai tanggal 11 Juli hingga 17 Juli 2023. Pada kesempatan itu, para santri peserta MQKN 2023 atau pun semua orang yang hadir di wilayah Pondok Pesantren Sunan Drajat, Lamongan, Jawa Timur bisa berkeliling untuk melihat hasil karya yang bernilai ekonomi di puluhan stand tersebut.
Bagikan: