Jakarta (Pendis) -- Kementerian Agama RI melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD-Pontren) Ditjen Pendidikan Islam tengah menyusun soal ujian akhir Pendidikan Diniyah Formal (PDF) berstandar nasional tingkat wustha dan ulya atau biasa disebut imtihan wathani. Penyusunan dilaksanakan di Depok selama 3 (tiga) hari sejak Selasa hingga Kamis (30 Agustus - 1 September 2022) dengan melibatkan sejumlah peserta yang merupakan tim reviewer, tim penyusun serta unsur dari Direktorat PD-Pontren.
Direktur PD-Pontren Waryono mengatakan penyusunan soal dilakukan dengan memperhatikan capaian nilai santri saat imtihan wathani pada tahun sebelumnya. “Selain itu pula, mohon kepada tim penyusun cek kembali soal dengan kisi-kisi yang sudah dibuat sebelumnya” ujar pria kelahiran Cirebon saat memberikan arahannya di Depok (30/08).
Dikatakan Waryono, imtihan wathani menjadi momentum yang tepat untuk menata strategi pembelajaran pada PDF khususnya terkait mata pelajaran, ustadz sebagai pendidik dan alumninya. “Yang pertama, misalnya dalam hal pembelajaran bahasa Arab, tidak in line antara gramatikal dengan makhrajnya” terang Waryono.
Yang kedua, lanjut Waryono, agar dicek kembali pembelajaran antara PDF yang di Jawa dengan PDF yang di luar Jawa apakah ada perbedaan, dengan memperhatikan hasil imtihan wathani. “Ini akan menjadi pertimbangan perlunya afirmasi soal imtihan wathani untuk wilayah di luar Pulau Jawa” tutur Waryono.
Ketiga, mata pelajaran apa saja yang secara umum hasil imtihan wathani-nya tidak naik dari tahun ke tahun yang nanti sekaligus menjadi dasar kebijakan penguatan kapasitas ustadz mata dalam hal mata pelajaran. Dengan kata lain menjadi pemetaan terhadap ustadz, materi pelajaran apa yang perlu diperkuat. Hal ini Aspendif selaku mitra Kemenag bisa membantu agar tahu di mana titik lemah kita.
Keempat, terkait dengan alumni, khususnya pada PDF Ulya, perlu dilacak yang masuk ke Perguruan Tinggi baik Ma’had Aly atau PTKI. Berapa alumni yang punya prestasi yang nantinya harus dipublikasikan untuk unjuk gigi dan menjadi kebanggaan, dan menunjukkan bahwa PDF betul-betul setara dengan pendidikan formal lain dari segi kualitas dan prestasinya” pungkas Waryono.
Kepala Subdit PDMA Nurul Huda dalam laporannya mengatakan penyusunan soal imtihan wathani merupakan bagian dari rangkaian aktivitas dalam pelaksanaan imtihan wathani setelah ditetapkan petunjuk teknis imtihan wathani dan beberapa waktu lalu sudah diselesaikan kisi-kisi imtihan wathani. Nurul pun mengungkapkan capaian nilai santri dalam imtihan wathani tahun 2022 yang belum menggembirakan agar menjadi perhatian dan bahan pertimbangan dalam penyusunan soal imtihan wathani tahun 2023.
Dikatakan Nurul, soal imtihan wathani disusun lebih cepat dibandingkan tahun lalu, dengan maksud untuk penataan yang lebih baik sehingga harapannya soal yang dihasilkan juga akan lebih baik. “Dengan ketersediaan waktu yang cukup, kami yakin tim penyusun akan bekerja lebih leluasa dan lebih optimal dan kami harapkan hasil penyusunan ini bisa selesai sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan” ujar Nurul Huda. (Kanali)
Bagikan: