Surakarta (Pendis) – Semangat para santri dan warga Solo yang hadir dalam gelaran Pembukaan Pekan Olahraga dan Seni Antar Pondok Pesantren Nasional (Pospenas) IX mulai terlihat sejak open gate yang dilakukan mulai pukul 14.00 WIB. Sebelum acara pembukaan resmi pada 23 November malam ini, syiar Pospenas IX telah dilakukan dengan kirab obor dari Api Abadi Mrapen, kabupaten Grobogan hingga Balaikota Surakarta.
Estafet obor dilanjutkan pula dalam acara pembukaan resmi yang secara langsung dibuka oleh Menteri Agama RI, Yaqut Cholil Qoumas. Pembukaan secara resmi ditandai dengan menabuh kentongan yang didampingi oleh Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI, Sekda Provinsi Jawa Tengah dan Walikota Surakarta. Sebelum membuka acara, Menag mengajak seluruh hadirin baik yang hadir secara langsung maupun virtual berdo’a untuk saudara-saudara setanah air yang berada di Cianjur.
“Saudara-saudara kita di Cianjur sedang mengalami duka, mengalami bencana gempa bumi. Ditengah kegembiraan kita, mari kita menyampaikan doa untuk saudara-saudara kita di Cianjur. Yang meninggal, semoga mereka dalam keadaan husnul khotimah, yang luka-luka dan terdampak gempa bumi secara fisik kita doakan segera sembuh” ucap Yaqut sebelum memimpin para hadirin untuk membaca surah Al-Faatihah bersama.
Berlanjut untuk menyampaikan sambutannya, Menag menyampaikan bahwa santri jaman sekarang dikenal bisa menjadi apa saja. Santri bisa menjadi presiden, wakil presiden, menteri, gubernur, bupati/walikota dan juga bisa menjadi atlet kebanggaan Indonesia, menjadi atlet kebanggaan negeri tercinta.
“Pospenas ini menjadi ajang untuk kalian semua dan bagi kita semua untuk bisa memunculkan atlet-atlet sekaligus juara-juara baik untuk cabang olahraga maupun cabang seni tingkat nasional yang berkelas internasional” ujar pria yang akrab disapa Gus Men ini.
Sejalan yang disampaikan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah, Sumarno, Gus Men menyampaikan hal terpenting dalam sebuah kompetisi. Ia menyebutkan bawa dalam Pospenas IX ini yang terpenting adalah menjunjung tinggi sportivitas dan kejujuran. Hal ini juga yang selalu diajarkan di pesantren dan sudah diteladankan oleh para kiyai kita, para ulama, yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa.
“Sportifitas dan kejujuran adalah yang paling utama, karena kejujuran dan sportivitas adalah yang selalu diajarkan oleh kyai kita saat di pesantren, maka, praktekkan itu disini. Disampaikan pesan yang sama kepada para wasit, juri dan official, jangan ajari santri-santri ini berbuat curang, ajari para santri untuk selalu menjunjung tinggi sportivitas dan berkompetisi secara jujur” imbaunya tegas.
Gus Men mengapresiasi Pospenas IX yang memiliki tema yang menurutnya sangat kontekstual dan luar biasa, yaitu ‘Gerak Santri, Bangkit Negeri’. Hal ini sejalan dengan upaya negara, upaya pemerintah untuk bangkit pasca hantaman pandemi. Ia mengingatkan, sudah menjadi keharusan kita semua, para santri, untuk terus bergerak dan berdiri di garda terdepan dan memberikan kontribusi nyata sesuai dengan keahlian dan bidangnya.
“Saya mengajak santri sekalian untuk berkontribusi dan bergerak bersama demi kebangkitan negeri” Pungkasnya.
Bagikan: