Jakarta (Pendis) --- Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI mulai mempersiapkan gelaran Hari Santri 2023. Sejumlah perwakilan ormas Islam dilibatkan dalam diskusi terbatas mengenai tema dan desain acara tahunan ini.
Tenaga Ahli Menag bidang research, Hasanuddin Ali berharap peringatan hari santri tahun ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Untuk itu, menurutnya, tema yang diusung harus aktual dan relevan.
“Karena kita memasuki tahun politik, tema mengenai bagaimana peran santri menjadi perekat bangsa, misalnya, bisa dipertimbangkan” ujarnya saat memberikan arahan dalam kegiatan persiapan Hari Santri 2023 di Jakarta, Jumat (01/09/2023).
Mengenai format kegiatan, menurutnya program-program prioritas Kemenag seperti Kemandirian Pesantren dapat menjadi pilihan utama. Demikian pula dengan kegiatan yang menandaskan pesantren sebagai sumber daya penting bagi pembangunan Indonesia. Ia juga menyatakan bahwa kegiatan hari santri tahun ini tidak harus banyak.
“Yang penting gaungnya benar-benar terasa dan melibatkan sebanyak mungkin masyarakat non santri,” tandasnya.
Sementara itu, Staf Khusus Menag Bidang Hubungan antar Kementerian/Lembaga, TNI-Polri, serta Kerukunan dan Toleransi, Mohammad Nuruzzaman mengatakan bahwa hari santri tahun ini adalah momentum tepat untuk memberi pengakuan (rekognisi) terhadap kiai, ustaz, dan santri. Sebab menurutnya, tidak sedikit kiai yang secara keilmuan sudah sangat mumpuni, namun tidak bisa berkiprah lebih luas karena terganjal administrasi.
“Banyak kiai yang tidak bisa mengajar di Perguruan Tinggi Islam Negeri, padahal kampus-kampus itu dulunya didirikan oleh para kiai yang tidak punya latar pendidikan formal” kata bib Zaman, sapaan akrabnya.
Dalam konteks inilah, lanjut bib Zaman, campur tangan negara dalam memberi rekognisi kepada para kiai diperlukan. Perlu ada aturan supaya para kiai dengan kualifikasi tertentu diberi gelar master atau doktor meski tidak mengenyam pendidikan formal.
Selain rekognisi terhadap kiai, Nuruzzaman juga menekankan pentingnya afirmasi kepada santri. Afirmasi dimaksud dapat diberikan dalam bentuk pelatihan pemrograman atau pelatihan digital lainnya. Hal ini merupakan respons kaum santri terhadap perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat.
Ia mengakui saat ini ada beberapa santri yang sudah memiliki keterampilan digital cukup bagus, namun hal itu mereka dapatkan dari belajar secara autodidak.
“Bayangkan kalau ada puluhan santri yang kita beri afirmasi untuk mengikuti pelatihan digital, tentu akan lahir talenta-talenta digital dari kalangan santri yang akan berkontribusi bagi negeri” tuturnya.
Pria asal Cirebon Jawa Barat itu menegaskan bahwa narasi hari santri tidak boleh berhenti hanya pada soal kisah santri mempertahankan Indonesia. “Hari santri adalah pengingat kita semua bagaimana santri berkontribusi terhadap negara melalui berbagai aspek termasuk aspek pendidikan,” pungkasnya.
Plt Direktur PD Pontren, Waryono Abdul Ghafur, berharap kehadiran sejumlah ormas dalam diskusi terbatas ini dapat memberi warna dalam pelaksanaan Hari Santri 2023. “Diskusi semacam ini sangat penting dalam rangka menyerap aspirasi dari kalangan ormas-ormas Islam sehingga tercipta tema dan desain acara hari santri yang lebih berkualitas,” ujarnya.
Guru Besar UIN Sunan Kalijaga itu optimis peringatan hari santri tahun ini tidak hanya dirayakan oleh kalangan santri saja, tetapi juga masyarakat luas.
Bagikan: