Surakarta (Pendis) – Kontingen dari Jawa Barat keluar sebagai peraih medali emas pada cabang seni Stand Up Comedy pada Pospenas IX Surakarta. Kreativitas dan originalitas santri adalah point yang penting dalam penilaian cabang seni ini.
Tahfid Afif Ramdhani, santri Pondok Pesantren Al-Mawahib Kabupaten Bandung mengungkapkan bahwa dirinya tidak menyangka bahwa ia akan mendapatkan juara pertama. Ia mengakui bahwa kontingen-kontingen dari provinsi lain memiliki ide kreatif dan penampilan yang apik.
“Saat proses persiapan pun saya memiliki banyak sekali pertimbangan. Agar originalitas materi saya terjaga dan tidak akan sama dengan teman-teman dari provinsi lain” ujarnya pada Jum’at (25/11/2022) siang.
Materi yang ia usung adalah kehidupan santri sehari-hari. Ia mengatakan bahwa materinya berdasarkan pengalamannya sendiri. Point uniknya, dia menyampaikan materinya dengan gaya ringan dengan warna yang ia sebut sebagai ‘bucin’. Siswa madrasah kelas XII ini mengatakan bahwa dirinya ingin berkuliah di jurusan psikolog.
“Karena saat membuat orang bahagia itu belum tentu kita sendiri bahagia” celetuknya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa dirinya lebih mengutamakan belajarnya. Di pesantren, ia menyebutkan adanya kelas khusus untuk public speaking. Orang tuanya pun mendukung apa yang menjadi minatnya, tidak semata-mata untuk meraih kemenangan di perlombaan.
Pelatih Tahfid dari pesantren, Asrofil Anam Ismail mengatakan bahwa di pesantren santrinya ini memang sudah sangat terlihat mempunyai bakat. Ia mengatakan Tahfid sudah beberapa kali tampil hingga ke tingkat provinsi. Jadi, mentalnya sudah tertempa, kreativitas dan bakat pun sudah ada.
Pesantren dan madrasah bertugas untuk memfasilitasi dan memberikan support.
“Di pesantren kita sangat mendukung potensi anak, jika ada yang berbakat di public speaking, di stand up comedy, kita fasilitasi dengan adanya guru untuk itu. Di pesantren kami, setiap minggu ada muhadharah, jadi bisa tampil dan berlatih di momen tersebut” terang Asrofil.
Untuk materi yang disampaikan di Pospenas IX ini langsung diserahkan sepenuhnya pada santri. Pelatih maupun para ustadz hanya mengoreksi dan akan disesuaikan oleh santri. Maka kreativitas itu hadir murni dari santri. Tujuannya agar originalitas tetap terjaga, speech nya pun mengalir dengan lancar tanpa adanya tekanan untuk menghafal.
“Kedepannya, kami akan membina santri-santri yang lain dengan masih menjaga komunikasi dengan para santri yang pernah ikut lomba, jadi diharapkan nantinya bisa berbagi pengalaman dan tipsnya” jelasnya.
Tahfid akan tampil pada penutupan acara Pospenas IX yang akan digelar di Benteng Vastenburg, Surakarta. Selain Tahfid, pemenang cabang hadrah pun akan tampil pada pra acara sebelum shalawat bersama dengan Habib Syech Abdul Qadir Assegaf.
Bagikan: