Kediri (Pendis)--Dalam rangka peningkatan kualitas pengelolaan perguruan tinggi dan kompetensi dosen, IAIN Kediri menghadirkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Muhammad Ali Ramadhani, dan Direktur Guru dan Tenaga Kependidikan Madrasah Kemenag RI, Muhammad Zain, untuk memberikan materi dan pengarahan kepada para tenaga pendidik atau dosen di lingkungan IAIN Kediri.
Berlangsung di Aula Lantai IV Perpustakaan IAIN Kediri pada Jumat (23/9/2022) pagi, Wahidul Anam selaku Rektor IAIN Kediri berharap semoga alih status IAIN Kediri menjadi UIN dapat segera terealisasi. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa persyaratan untuk menjadi UIN sudah terpenuhi, mulai dari syarat minimal jumlah dosen, jumlah profesor, jumlah prodi, akreditasi prodi, sarana dan prasarana pendidikan, dan seterusnya.
“Kami mohon bimbingan dan arahan dari Bapak Dirjen agar nanti pada saat sudah menjadi UIN benar-benar memiliki tata kelola dan pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas, jangan sampai jadi UIN masih rasa IAIN apalagi STAIN,” ujar Wahidul Anam saat memberikan sambutan.
Muhammad Ali Ramadhani dalam paparannya menyampaikan bahwa sebagai sebuah institusi yang kental dengan nilai-nilai islami, seharusnya IAIN Kediri bisa mengembangkan sektor ‘halal industry’ lebih massif lagi. Masih banyak hal yang dapat dikembangkan dari sektor ini seperti halal food, islamic fashion, dan islamic music. Ia berharap IAIN Kediri dapat menjadi episentrum pusat kajian tentang ‘halal industry’. Sehingga hal tersebut dapat menjadi sebuah ciri khas yang membedakan dengan kampus lain.
“Meningkatkan kapasitas institusi dan kapabilitas individu diperlukan sinergitas dengan berbagai pihak untuk terus berbenah. Karena masa depan hanya milik orang-orang yang terus belajar dan beradaptasi,” terang Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan paparan materi.
Muhammad Zain yang juga hadir sebagai narasumber menyampaikan sebagai seorang pendidik penting memiliki pemahaman tentang digital mindset. Zaman sudah berubah dan berevolusi, banyak sekali terjadi perubahan ke arah digitalisasi. Mau tidak mau agar bisa terus relevan perlu usaha untuk beradaptasi dan terus belajar.
Selain itu beliau juga mengingatkan bahwa dengan kemajuan teknologi yang ada, dalam melakukan pengajaran jangan sampai lupa dengan nilai-nilai ‘welas asih’ (kasih sayang). Karena dengan adanya sebuah ketulusan dan kasih sayang dalam proses pembelajaran, ilmu yang disampaikan akan dengan mudah ditangkap oleh para pelajar, murid ataupun mahasiswa. “Harapan saya, semoga IAIN Kediri menjadi sebuah ekosistem tempat para guru untuk terus belajar mengembangkan diri,” ujar Muhammad Zain. (Gandi Aswaja/Ropingi el-Ishaq)
Bagikan: